Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) turun sebesar 2,63 poin atau 0,29 persen ke posisi 909,05.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan bahwa IHSG BEI masih belum beranjak dari fase konsolidasi dengan kecenderungan melemah seraya menanti data ekonomi domestik yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal pekan depan (Senin, 2/2).
"Diharapkan rilis data ekonomi Indonesia mencatatkan hasil bagus, sehingga pelaku pasar dapat memanfaatkan peluang konsolidasi saat ini untuk akumulasi beli dan bisa mendorong arus dana asing kembali masuk ke pasar saham," katanya.
Ia menambahkan bahwa dengan kembalinya dana asing ke pasar saham domestik maka menunjukkan kepercayaan investor masih cukup tinggi terhadap industri investasi di dalam negeri.
Secara teknikal, lanjut dia, level psikologis batas bawah yang masih terjaga di 5.252 poin juga masih mampu dipertahankan sehingga rally indeks BEI untuk naik ke depannya dapat lebih kencang sehingga potensi menembus level batas atas di 5.357 poin akan terbuka.
Analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan bahwa masih berlanjut aksi jual harian oleh pelaku pasar asing menjadi salah satu penahan laju indeks BEI untuk kembali ke area positif.
"Namun, kami melihat bahwa potensi indeks BEI kembali ke tren penguatan masih terbuka," katanya
Dalam data perdagangan saham BEI, tercatat pelaku pasar asing membukukan jual bersih (foreign net sell) sebesar Rp30,568 miliar pada Kamis ini (29/1).
Tercatat transaksi di BEI membukukan frekuensi 193.979 kali dengan volume mencapai 3,97 miliar lembar saham senilai Rp4,29 triliun, 140 saham harganya menguat, yang melemah 155 saham, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 106 saham.
Dari bursa regional dilaporkan, indeks Hang Seng melemah 265,96 poin (1,07 persen) ke 24.595,85, indeks Nikkei turun 189,51 poin (1,06 persen) ke 17.606,22, dan indeks Straits Times melemah 2,94 poin (0,10 persen) ke posisi 3.415,67.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015