... pariwisata Indonesia masih kalah dibandingkan sejumlah negara di ASEAN...Jakarta (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menyampaikan, di Jakarta, Kamis, bahwa potensi pariwisata kepulauan di Indonesia mencapai Rp4.000 triliun.
"Dengan banyaknya pulau yang berpotensi wisata, ditambah laju pariwisata maritim yang bergeser ke Asia-Pasifik, angka itu bisa diwujudkan asal komitmen menggarapnya," kata Koordinator Perencana Utama Bappenas Bidang Pariwisata, I Dewa Gde Sugihamretha.
Sebagai ilustrasi, APBN 2015 Indonesia di angka Rp1.7943,6 triliun berdasar data Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan.
Dia menjelaskan, dengan potensi wisata kepulauan yang dimiliki sangat disayangkan sektor pariwisata Indonesia masih kalah dibandingkan sejumlah negara di ASEAN.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia hanya didatangi 8,8 juta wisatawan mancanegara setiap tahun, jauh lebih kecil dibanding Malaysia yang mencapai 25,7 juta dan Thailand sebesar 26,6 juta.
"Kami membutuhkan dukungan kelembagaan dari kementerian terkait agar bisa tercapai dengan cepat, lalu dukungan regulasi berupa UU, dan tentu dukungan pembiayaan berupa investasi atau sumber lainnya," ujarnya.
Indonesia memiliki 17.504 pulau, dengan 13.466 pulau telah memiliki nama dan terdaftar di PBB, dan 11.799 atau 87,64 persen di antaranya tidak berpenduduk.
Oleh karenanya ia berpendapat pembangunan pariwisata di pulau-pulau kecil mampu menjadi masa depan pariwisata Indonesia.
"Mengembangkan wisata pulau-pulau kecil bukan berarti melupakan pulau besar. Sasarannya adalah meningkatkan potensi akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional," katanya menjelaskan.
Terkait pergeseran pasar pariwisata, ia menjelaskan jumlah wisatawan yang datang ke kawasan Asia-Pasifik mencapai 248 juta orang setahun dengan total penerimaan mencapai 359 juta dolar Amerika Serikat pada 2013.
Pertumbuhan pariwisata di Asia-Pasifik sekitar 6,2 persen/tahun, lebih besar dibandingkan Eropa sebesar 5,4 persen, Amerika 3,2 persen, dan Afrika 5,4 persen, ujarnya menambahkan.
"Pandangannya wisata di Atlantik adalah masa lalu, Mediterania masa kini, dan Pasifik adalah masa depan. Jadi mulai sekarang kita harus fokus agar tidak kehilangan peluang," katanya.
Dia menjelaskan, dengan potensi wisata kepulauan yang dimiliki sangat disayangkan sektor pariwisata Indonesia masih kalah dibandingkan sejumlah negara di ASEAN.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia hanya didatangi 8,8 juta wisatawan mancanegara setiap tahun, jauh lebih kecil dibanding Malaysia yang mencapai 25,7 juta dan Thailand sebesar 26,6 juta.
"Kami membutuhkan dukungan kelembagaan dari kementerian terkait agar bisa tercapai dengan cepat, lalu dukungan regulasi berupa UU, dan tentu dukungan pembiayaan berupa investasi atau sumber lainnya," ujarnya.
Indonesia memiliki 17.504 pulau, dengan 13.466 pulau telah memiliki nama dan terdaftar di PBB, dan 11.799 atau 87,64 persen di antaranya tidak berpenduduk.
Oleh karenanya ia berpendapat pembangunan pariwisata di pulau-pulau kecil mampu menjadi masa depan pariwisata Indonesia.
"Mengembangkan wisata pulau-pulau kecil bukan berarti melupakan pulau besar. Sasarannya adalah meningkatkan potensi akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional," katanya menjelaskan.
Terkait pergeseran pasar pariwisata, ia menjelaskan jumlah wisatawan yang datang ke kawasan Asia-Pasifik mencapai 248 juta orang setahun dengan total penerimaan mencapai 359 juta dolar Amerika Serikat pada 2013.
Pertumbuhan pariwisata di Asia-Pasifik sekitar 6,2 persen/tahun, lebih besar dibandingkan Eropa sebesar 5,4 persen, Amerika 3,2 persen, dan Afrika 5,4 persen, ujarnya menambahkan.
"Pandangannya wisata di Atlantik adalah masa lalu, Mediterania masa kini, dan Pasifik adalah masa depan. Jadi mulai sekarang kita harus fokus agar tidak kehilangan peluang," katanya.
Pewarta: Roy Bachtiar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015