"Yang berat sekarang adalah bagaimana memberikan penyadaran kepada masyarakat agar mau direlokasi dari daerah yang rawan bencana," kata Ganjar di Karanganyar, Rabu malam.
Ia mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Jateng menyediakan dana Rp15 juta untuk relokasi dan membangun rumah dari warga yang direlokasi, sedangkan dari BNPB akan memberikan Rp25 juta dan pemerintah kabupaten/kota Rp10 juta.
Menurut dia, pemerintah daerah bisa berkontribusi dalam membangun rumah warga di daerah relokasi karena ternyata sebagian masyarakat yang menetap di daerah rawan bencana itu mempunyai tanah di tempat lain.
Hal tersebut disampaikan Ganjar usai meninjau alat "early warning system" bencana tanah longsor di Dusun Guyon, Desa Tengklik, KecamatanTawangmangu, Kabupaten Karanganyar.
Ganjar mengapreasiasi pemasangan alat "early warning system" yang tidak terlalu rumit itu di daerah-daerah yang rawan bencana oleh sejumlah perguruan tinggi.
"Alat ini bisa mendeteksi awal terjadinya bencana sehingga dapat mengurangi resiko bencana yang sesungguhnya," ujar politikus PDI Perjuangan itu.
Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, kata Ganjar, sebetulnya menghitung hari atau menunggu datangnya bencana dan mengambil resiko itu.
"Peringatan awal dari alat early warning system ini bisa diberikan langsung ke masyarakat dan warga diharapkan bisa mengoperasikan alat itu dengan bantuan pendamping dari pihak-pihak yang telah memasangnya," katanya.
Pewarta: Wisnu Adhi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015