Padang (ANTARA News) - Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP) Abna Hidayati menilai penghapusan pilihan ganda pada jawaban Ujian Nasional (UN) merupakan langkah tepat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Jawaban bentuk esai menuntut siswa memiliki analisa yang tinggi dan itu lebih baik daripada jawaban dalam bentuk pilihan ganda," kata Abna Hidayati di Padang, Rabu.
Ia mengatakan, dalam menjawab UN yang dituliskan, siswa akan lebih mudah mengaitkan teori yang dipelajari dan itu lebih membuka wawasan siswa.
Abna yang meraih gelar Doktor lewat disertasinya yang berjudul Perkembangan kurikulum pendidikan karakter bagi siswa sekolah dasar itu menilai, meskipun Kemendikbud menghapus jawaban ganda, namun hal itu tidak akan membuat soal itu menjadi sulit.
Ia menambahkan, soal UN dalam jawaban esai tidak akan keluar dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan soal yang diajukan masih dalam kisi-kisi materi yang dipelajari.
"Meskipun nantinya jawabannya soal UN terdapat perbedaan, namun intinya akan tetap sama," katanya.
Untuk itu katanya, perlu standar yang tepat dalam hal penilaian jawaban UN dalam bentuk esai, termasuk pihak-pihak yang terlibat dalam menilai.
Abna mengatakan, selain itu sinergitas antara kurikulum 2013 yang sudah berjalan saat ini dengan soal UN yang dijawab dalam bentuk esai perlu dipadukan, dalam hal ini peran tenaga pendidik sangat penting.
Menyinggung tentang UN yang bisa diulang, Abna menilai kebijakan tersebut kurang tepat, karena akan membuat siswa tidak serius menghadapi UN.
"Jangan sampai siswa jadi santai menghadapi UN karena mereka bisa berpikir UN bisa diulang," katanya.
Salah seorang siswa kelas XII di SMA negeri 11 Padang, Zuma, mengakui belum mengetahui penghapusan pilihan ganda pada UN 2015.
"Belum ada pemberitahuan kalau soal itu," katanya.
Namun demikian, Zuma mengakui jika jawaban pilihan ganda ditiadakan dirinya mengaku tetap siap menghadapi ujia tersebut.
Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015