Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal menargetkan investasi pada 2015 mencapai Rp519,5 triliun atau tumbuh sekitar 14 persen dari pencapaian tahun sebelumnya.
Target investasi tersebut terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp175,8 triliun dan penanaman modal asing (PMA) Rp343,7 triliun, kata Kepala BKPM Franky Sibarani di Jakarta, Rabu.
"Target masih tetap Rp519,5 triliun atau tumbuh sekitar 14 persen," katanya.
Ia menuturkan bahwa target investasi 2015 akan didorong di semua sektor industri yakni primer sebesar Rp97,6 triliun, sekunder atau hilir sebesar Rp211,9 triliun serta jasa sekitar Rp147,1 triliun.
"Sesuai strategi BKPM, kami fokus ke beberapa sektor seperti kelistrikan, substitusi impor, infrastrukstur, maritim, industri padat karya serta pertanian," katanya.
Realisasi investasi sepanjang Januari-Desember 2014 mencapai Rp463,1 triliun, melewati target yang ditetapkan Rp456,6 triliun atau naik 16,2 persen dari pencapaian pada tahun sebelumnya sebesar Rp398,6 triliun.
Ada pun realisasi investasi pada kuartal IV 2014 mencapai Rp120,4 triliun, terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp41,7 triliun dan penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp78,7 triliun.
Ia juga menambahkan, proyeksi investasi masih dinilai aman karena masih tingginya optimisme investor untuk berinvestasi di Indonesia.
"Misalnya diskusi soal situasi keamanan atau politik sekarang ini, mereka (investor) umumnya tidak melihat itu serius, karena jauh lebih serius saat Pilpres," katanya.
Hal itu ditunjukkan dari realisasi investasi pada kuartal IV 2014, yang bersamaan dengan usainya proses pergantian pemerintahan.
"Terlihat sekali bahwa saat Pilpres selesai, pada kuartal IV masih ada pertumbuhan investasi walaupun sedikit. Maka kami harap pada kuartal I 2015 ini bisa terjadi peningkatan yang signifikan," katanya.
Guna mencapai target tahun ini, salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah penyederhanaan izin investasi dalam Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang diresmikan Senin (26/1).
Upaya lain yang terus dilakukan BKPM, lanjut Franky, adalah memfasilitasi dan mencari solusi (debottlenecking) untuk 95 proyek di 25 provinsi dengan investasi mencapai lebih dari Rp400 triliun.
"Kalau itu saja bisa diselesaikan, pasti bisa dorong investasi yang sangat besar pada 2015," katanya.
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015