Jakarta (ANTARA News) - Keluarga dan kerabat korban pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 yang jatuh di perairan Teluk Kumai, Kalimantan Tengah, akhir Desember tahun lalu masih berharap jenazah keluarga dan kerabat mereka dapat ditemukan.
"Ini tidak cukup, karena keluarga masih menunggu. Saya minta dari Pak Bambang (Kepala Basarnas) untuk bisa paham, karena di sini ada keluarga yang masih menunggu," kata salah satu kerabat korban AirAsia, Lukas, di Kantor Basarnas Pusat, Jakarta, Rabu.
Basarnas, ia mengatakan, menjadi tumpuan karena di tangan mereka keputusan operasi pencarian dan evakuasi korban akan dilanjutkan atau dihentikan.
Seorang keluarga korban lain yang tidak ingin disebutkan identitasnya mengatakan tiga dari tujuh anggota keluarganya yang menjadi korban AirAsia dan tiga di antaranya belum ditemukan.
"Ada tujuh keluarga kami yang menjadi penumpang, empat sudah dapat ditemukan, tiga belum ditemukan. Kami harap bisa segera ditemukan, kami percayakan kepada Basarnas," ujar dia.
Dia mengatakan akan tetap berusaha mencari dan berusaha dengan upaya lain untuk menemukan jenazah anggota keluarganya jika sampai akhir operasi jenazah mereka belum ditemukan.
Kepala Basarnas FH Bambang Soelistyo mengatakan operasi pencarian masih berlangsung dan bahwa Basarnas melakukan operasi pencarian dan penyelamatan sesuai regulasi yang ada. Dalam tujuh hari mulai Sabtu (31/1), tim SAR akan kembali berusaha mencari dan mengevakuasi korban.
Pihak terkait sudah memberikan pemahaman kepada keluarga bahwa jika jenazah tidak lagi ditemukan kemungkinan operasi dapat diakhiri.
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015