Ini adalah tindakan yang sangat kejam dan saya terkejut karenanya


Tokyo (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe, Rabu, mengecam kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) setelah mengancam membunuh seorang sandera Jepang dan pilot Yordania jika pemerintah Yordania di Amman tidak melepaskan pengebom ISIS yang ditahan di negara tersebut.

Sementara batas waktu 24 jam yang diberikan ISIS seperti yang terlihat di video terakhirnya, yang memperingatkan bahwa mereka akan mengeksekusi mati jurnalis lepas Kenji Goto dan penerbang Maaz al-Kassabeh jika tuntutannya tidak dipenuhi.

"Ini adalah tindakan yang sangat kejam dan saya terkejut karenanya," ujar Shinzo Abe seperti dilansir AFP.

Dia juga mengatakan telah menginstruksikan semua menterinya untuk bekerja bersama untuk melepaskan Kenji Goto.

"Pemerintah, dalam situasi yang sangat serius ini, telah meminta kerja sama pemerintah Yordania untuk membebaskan Goto dan kebijakan ini tidak berubah," kata Abe kepada para menterinya.

Pemerintah di Jepang telah meminta bantuan Yordania sejak ISIS mengumumkan telah membunuh Haruna Yakawa, kontraktor Jepang yang diculik pada Agustus, dalam sebuah video akhir pekan lalu.

Setelah permintaan uang tebusan sebesar 200 juta dolar AS untuk melepaskan dua warga Jepang yang ditahannya, ISIS, yang menguasai sebagian wilayah Suriah dan Irak, mengatakan bahwa mereka juga ingin Yordania melepaskan Sajida al-Rishawi.

Sajida al-Rishawi merupakan terdakwa bom bunuh diri yang telah divonis mati sejak tahun 2006.

Para analis memperkirakan bahwa perubahan permintaan tersebut menunjukkan IS ingin memecah sekutu dekat koalisi anti-ISIS pimpinan Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah.

Mereka mengatkan bahwa kelompok IS ingin memaksa Yordania, negara Islam moderat, masuk ke dalam posisi untuk menyeimbangkan tuntutan kuat dari dalam negeri untuk memulangkan penerbangnya dengan kekhawatiran terganggunya hubungan penting dengan negara kaya, Jepang.

Pilot Kassabeh ditangkap oleh IS pada 24 Desember setelah pesawat tempur F-16 yang dikemudikannya jatuh dalam misi melawan kelompok militan di utara Suriah.

Sebelumnya di dalam video terbaru, wartawan perang yang dihormati Kenji Goto, terlihat memegang foto Kassabeh, sementara sandera Jepang disinyalir mengisi narasi yang memperingatkan Yordania telah menghalangi pembebasannya.

Narator tersebut mengatakan bahwa kedua tawanan akan dibunuh dalam waktu 24 jam jika Rishawi tidak dibebaskan dan mendesak pemerintah Jepang untuk menekan Yordania.

Segera setelah video tersebut dirilis, ibu Goto, Junko Ishido meminta pemerintah melakukan segalanya untuk membebaskan anaknya.

"Kenji tidak pernah menyimpan kebencian terhadap ISIS. Dia pergi ke daerah kelompok militan itu karena kepeduliannya terhadap Yukawa," ujarnya kepada media Jepang seperti dilansir Reuters.

Pemerintah Jepang sendiri, melalui Deputi Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato meyakini video ISIS tersebut asli.

"Pemerintah pertama kali mendapatkan pesan tersebut pukul 11.00 siang (waktu Jepang), Selasa," kata Kato ketika ditanyakan kapan tepatnya batas waktu 24 jam itu akan berakhir.

Jepang pada Selasa berharap dapat melepaskan kedua sandera yang masih hidup, termasuk pilot Yordania.

"Kedua negara bekerja sama untuk mengembalikan para sandera ke negaranya masing-masing," kata Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Yasuhide Nakayama di Amman.

Raja Abdullah dari Yordania juga berjanji untuk bekerjasama penuh dengan Jepang dalam pertemuannya dengan Nakayama untuk memastikan pembebasan Goto, ujar sumber pemerintah di Tokyo.

Sementara Amerika Serikat (AS) tidak setuju dengan rencana pertukaran tahanan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki menuturkan pertukaran tahanan "berada dalam kategori yang sama" dengan membayar tebusan.

Rishawi, terdakwa bom bunuh diri asal Irak, divonis mati oleh pengadilan Yordania pada September 2006 atas perannya dalam tiga pengeboman di Amman tahun sebelumnya, yang menewaskan 60 orang, mayoritas warga Yordania.

Kelompok ISIS sebelumnya sudah memenggal dua wartawan AS, seorang sukarelawan AS, dan dua pekerja kemanusiaan Inggris.

Mereka juga terus melakukan kekerasan termasuk pembantaian massal. Pembunuhan Yukawa merupakan kasus pertama yang menjadikan warga negara Jepang sebagai target ISIS.

(Uu.M054)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015