Moskow (ANTARA News) - Presiden Tajikistan Emomali Rahmonov menghapuskan 10 kementerian, 11 badan pemerintah, lima komite eksekutif dan lima "komite negara", Kamis, kata Kantor Berita Interfax. Pos-pos yang dibubarkan itu mencakup kementerian-kementerian bidang ekonomi, energi, keadaan darurat dan keamanan. Kabinet pembaruan di negara eks-republik Uni Sovyet itu akan terdiri dari 14 kementerian, dan beberapa diantaranya seperti kementerian komunikasi dan transportasi, penyatuan dan yang lain akan memiliki nama baru. Kementerian Ekonomi dan Perdagangan akan menjadi Kementerian Pembangunan Ekonomi dan Perdagangan. Rahmonov belum mengangkat para pemimpin badan pemerintah atau kementerian yang baru. Penghapusan sejumlah besar badan pemerintah Tajikistan itu dilakukan setelah pemilihan kembali Rahmonov pada 6 November untuk masa jabatan ketiga sebagai presiden negara Asia Tengah yang berpenduduk 7,3 juta jiwa itu. Penyusunan ulang itu dilakukan setelah ribuan orang mengadakan protes pada hari kedelapan berturut-turut di ibukota negara tetangga Kyrgyzstan untuk menuntut reformasi konstitusi. Demonstrasi itu membuat Islam Karimov, presiden republik lain Asia Tengah itu, yang seperti Rahmonov dituduh banyak pihak sebagai otoriter, menandatangani sebuah amandemen kontitusi yang meningkatkan peran partai-partai politik. Dalam sebuah dekrit presiden yang disiarkan di televisi pemerintah Tajikistan, Rahmonov mengatakan, penghapusan kementerian, badan pemerintah dan komite-komite itu dilakukan "dengan tujuan memperdalam reformasi (dan) membentuk sebuah sistem kegiatan yang transparan bagi organ-organ eksekutif", kata Interfax. Rahmonov terpilih kembali pada 6 November dengan perolehan suara 79,3 persen. Semua menteri kabinet Tajikistan mengundurkan diri setelah pemilihan umum tersebut, sesuai dengan yang ditetapkan dalam konstitusi negara itu. Saingan sengit Rahmonov adalah Ismoil Talbakov, yang hanya meraih 5 persen suara, dan pengamat Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) mempermasalahkan hasil pemilihan tersebut, DPA melaporkan.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006