Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah menguat menembus level psikologis Rp9.150 per dolar AS menjadi Rp9.135/9.138 per dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Jumat pagi.
"Pelaku pasar sejak pasar dibuka dengan aktif memburu rupiah, sehingga mata uang lokal itu menguat tajam, setelah sebelumnya melemah," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan kenaikan rupiah itu dipicu oleh melemahnya dolar AS terhadap euro dan pound, akibat data manufaktur yang memngecewakan sehingga mendorong greenback turun.
Euro diperdagangkan pada 1,3241/dolar, turun tipis dibandingkan dengan 1,3153 dolar pada hari sebelumnya, meski sebelumnya sempat mencapai 1,3274 dolar pada awal perdagangan yang merupakan level tertinggi sejak Maret 2005.
Dolar berada pada 115,77 yen dari 116,36 yen. Di tengah aksi jual dolar, sterling terangkat ke posisi tertinggi sejak 9 September 1992. Sementara euro telah naik 3,7 persen terhadap dolar sejak 21 November, membawanya dari 1,28 dolar ke level saat ini 1,32.
Pound melonjak ke level tertinggi sejak 9 September 1992 ketika mata uang ini masuk dalam Exchange Rate Mechanism -- sebuah sistem yang membantu negara-negara Eropa untuk bergabung ke dalam mata uang tunggal Eropa.
Faktor eksternal yang positif terhadap rupiah memicu pelaku melakukan pembelian mata uang lokal itu lebih lanjut, katanya.
"Kami memperkirakan rupiah masih menguat yang juga didukung oleh faktor fundamental ekonomi yang semakin baik," ujarnya.
Menurut dia, pelaku lokal masih akan memburu rupiah pada sesi sore, melihat respon pasar cukup positif terhadap pergerakan rupiah.
Apalagi investor asing masih aktif membeli saham di pasar modal yang memicu indeks harga saham gabungan berada di atas level 1.700 poin, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006