Newcastle, Australia (ANTARA News) - Australia mengejutkan Uni Emirat Arab (UEA) dengan dua gol dalam 14 menit pertama untuk mencapai final Piala Asia untuk kedua kalinya secara beruntun, melalui kemenangan 2-0 pada pertandingan yang dimainkan di Stadion Newcastle yang diguyur hujan pada Selasa.
"The Socceroos" kalah dari Jepang di final empat tahun silam dan sekarang akan menghadapi kekuatan Asia Timur lainnya dalam wujud Korea Selatan (Korsel) di Sydney pada Sabtu, sambil mengincar gelar level benua untuk pertama kalinya dalam tiga kali upaya mereka.
Para pemain bertahan membuka jalan bagi tuan rumah di mana tandukan Trent Sainbury membawa mereka unggul setelah pertandingan berlangsung tiga menit, dan Jason Davidson menggandakan keunggulan mereka 11 menit kemudian.
"Kami tahu bahwa start akan benar-benar penting," kata pelatih Ange Postecoglou kepada para pewarta.
"Niat kami adalah, kami ingin melakukan start dengan benar-benar kuat. Bahkan jika kami tidak mencetak gol kami dapat memberi tekanan tanpa kemasukan gol, itulah peluang terbaik kami."
UEA menyingkirkan juara bertahan Jepang melalui adu penalti untuk mencapai semifinal untuk pertama kalinya sejak 1996, namun tidak ada tanda-tanda kejutan besar lainnya setelah Australia mencetak gol-gol cepat.
Gelandang serang Omar Abdulrahman berupaya keras untuk memelihara reputasi bagusnya dengan sejumlah sentuhan menarik dan upaya penyerang Ahmed Khalil membentur tiang gawang pada babak pertama, namun mereka tidak mampu menciptakan peluang-peluang bersih.
Lapangan yang basah mungkin tidak membantu Australia, di mana Matthew Spiranovic kembali menghuni lini belakang setelah menjalani skors, yang juga bertahan dengan cukup baik untuk menahan gempuran Abdulrahman dan rekan-rekan setimnya.
Di bagian lain lapangan "Socceroos" melakukan impresi awal yang sangat penting untuk memikat mayoritas dari 21.079 penonton.
Pemain sayap Robbie Kruse melepaskan umpan silang yang diblok setelah menggebrak dari sisi kanan pada menit-menit awal, namun ketika tendangan sudut dilepaskan ke kotak penalti, Sainsbury melompat untuk menanduk bola masuk ke gawang.
UEA memiliki peluang terbaik mereka pada menit kesepuluh ketika Abdelaziz Sanqour merangsek dari sayap kanan dan mengirim umpan silang kepada penyerang Khalil untuk diteruskan dengan sepakan ke gawnag Australia, namun bola masih membentur tiang gawang.
Australia bertahan dengan rapat dan setelah beberapa tekanan yang mereka alami, bola pun dikirim ke depan menuju Tim Cahill yang berada di depan gawang,
Cahill bergerak mundur saat ia berupaya melepaskan tembakan dan Mathew Leckie kemudian melihat upayanya diblok, namun bola jatuh kepada Davidson, yang dengan tenang melepaskan sepakan keras dan mendatar untuk masuk ke gawang.
Australia tidak berniat bertahan dan melindungi keunggulan mereka, namun UEA tetap menjaga ketajaman dan secara bertahap mampu memberikan tekanan berbahaya kepada kubu tuan rumah.
Khalil melepaskan tendangan jarak jauh yang melayang melewati Mat Ryan dan melebar dari gawang pada menit ke-51, dan Abdulrahman terus mencari kelemahan-kelemahan pada pertahanan Australia.
Massimo Luongo, temuan Australia di turnamen ini, tampil impresif di lini tengah dan sepakan melengkungnya nyaris berbuah gol pada menit ke-72.
"Socceroos" terus menekan ke depan dan Leckie memaksa Majed Naser melakukan penyelamatan pada menit ke-75, meski wasit gagal melihatnya dan hanya memberikan tendangan gawang.
UEA mungkin layak mendapat gol namun Ali Ahmed Mabkhout melihat tembakannya dapat dihalau Sainsbury pada menit-menit akhir pertandingan, untuk membuat ia total hanya mencetak empat gol sepanjang turnamen ini.
"Tidak mudah untuk bangkit setelah kemasukan dua gol melalui kesalahan-kesalahan pada 15 menit pertama," kata pelatih UEA Mahdi Ali kepada para pewarta.
"Kami melakukan yang terbaik, namun saya pikir Australia layak menang, mereka merupakan tim terbaik pada pertandingan ini." Demikian laporan Reuters.
(Uu.H-RF/I015)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015