Dekan Fakultas Pertanian UGM, Jamhari, menuturkan, kerja sama dengan Kementerian Pertanian itu dimulai Maret 2015 dan selesai pada 2017 dengan evaluasi secara berkala oleh pihak Kementan dan UGM.
"Nanti setiap mahasiswa akan menggarap 200 Hektare lahan, sedangkan tiap dosen akan bertanggungjawab untuk mengawasi delapan mahasiswa atau bertanggungjawab atas 1.600 Hektare lahan," tuturnya.
Semua mahasiswa dan dosen ini, ujarnya, harus melakukan praktek lapangan seperti memastikan sarana produksi sampai di lapangan secara tepat, memastikan teknologi yang diterapkan di tingkat petani merupakan teknologi yang dianjurkan dan bisa dipraktekkan, serta mendorong produktivitas petani.
Jamhari menjelaskan, selama ini masih ada selisih besar antara potensi pertanian dan capaian produksi. Di Jawa Tengah dan DIY potensi padi mencapai 12,5 ton per hektare, namun capaian produksinya saat ini hanya enam ton per hektare.
Hal serupa terjadi pada jagung yang potensinya 13,8 ton per hektare namun capaian produksinya hanya delapan ton per hektare. Kedelai potensinya empat ton per hektare namun capaian produksinya hanya 1,4 ton per hektare.
"Produksi kedelai inilah yang terutama akan kita dorong dengan benih unggul kami yang diharapkan akan mendongkrak produksi hingga 3,5 ton per hektare," katanya.
Pewarta: Yashinta Pramudyani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015