Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar uang spot antarbank Jakarta Selasa sore menguat 34 poin menjadi 12.473 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya 12.507 per dolar AS.
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong mengatakan bahwa sentimen eksternal yang sempat menekan mata uang rupiah, terutama yang datang dari Yunani terkait kemenangan partai oposisi cenderung mulai memudar.
"Yunani menjadi bagian sentimen di pasar keuangan global, termasuk di Indonesia. Partai pemenang pemilu Yunani yang anti penghematan anggaran sempat membuat kekhawatiran di kalangan pelaku pasar keuangan, namun partai pemenang itu akan menegosiasikan ulang kesepakatan utangnya sehingga meredakan ekspektasi keluarnya Yunani dari negara-negara Euro," katanya.
Situasi itu, lanjut dia, kembali mendorong pelaku pasar keuangan untuk kembali masuk ke instrumen mata uang berisiko termasuk rupiah sehingga mengalami peningkatan terhadap dolar AS.
Secara fundamental ekonomi Indonesia, lanjut Lukman Leong, juga masih cukup mendukung penguatan mata uang rupiah terhadap dolar AS. Harapan pertumbuhan ekonomi domestik di kisaran 5,6-5,8 persen pada tahun ini masih cukup kuat.
"Nilai tukar domestik berpotensi menuju ke level Rp12.300 per dolar AS," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, sentimen konflik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dapat menahan laju penguatan rupiah lebih tinggi.
"Bagaimanapun, sentimen KPK-Polri menjadi salah satu pertmbangan bagi investor untuk menempatkan dananya untuk investasi," katanya.
Sementara berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia hari ini rupiah 12.493 per dolar AS, lebih baik dibanding Senin (26/1) 12.517 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015