"Ada rumor yang menurut saya palsu," ujar Psaki kepada wartawan ketika ditanya tentang adanya tentara swasta AS yang beroperasi di Ukraina, mengacu pada video yang baru-baru ini diunggah menggambarkan petugas patroli yang berbahasa Inggris fasih di jalan-jalan Mariupol, sebuah kota di tenggara Ukraina.
Pria pertama yang direkam dengan mengenakan seragam dan memegang senjata yang dengan fasih berbahasa Inggris itu sengaja direkam pada video oleh Mariupol News Service, menolak untuk mengomentari pertanyaan koresponden dan cepat pergi dengan kata-kata "Jangan rekam saya, jangan rekam saya, tolong lah," (Out of my face, out of my face, please)".
Video lainnya menggambarkan seorang pria berseragam sedang mengamankan sebuah area dari artilery yang belum meledak, menyusul serangan penembakan berat Sabtu (24/1), yang menewaskan sedikitnya 30 orang. Video tersebut menimbulkan pertanyaan tentang dugaan keterlibatan kontraktor militer asing dalam konflik Ukraina.
"Tidak ada pasukan (AS) beroperasi (di Ukraina), selain itu ada juga tuduhan bahwa ada legiun NATO di Ukraina ... telah ada berbagai rumor di luar sana yang tidak akurat," Psaki menegaskan.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Senin menyerukan tentara Ukraina "legiun asing yang dikontrol NATO, tidak dikirim untuk melayani dan melindungi kepentingan nasional Ukraina."
Saat ini, para pejabat AS mengklaim bahwa mereka memberikan dukungan non-mematikan secara eksklusif ke Ukraina, serta saran militer. Duta Besar AS untuk Ukraina pada Selasa (20/1) mengumumkan bahwa Kongres AS mengalokasikan 75 juta dolar AS untuk mendukung sektor pertahanan Ukraina pada tahun 2015, selain 119 juta dolar AS yang sudah diberikan pada tahun 2014, demikian Sputnik melaporkan.
(A050/H-AK)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015