... membuat pergerakan pasar saham di dalam negeri mudah berubah dalam kisaran tipis...

Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar modal, Kiswoyo Adi Joe, menilai, konflik Komisi KPK dengan Kepolisian Indonesia dijadikan alasan oleh sebagian pelaku pasar saham menahan transaksinya.

"Sentimen KPK-Polri membuat pergerakan pasar saham di dalam negeri mudah berubah dalam kisaran tipis," ujar Joe yang juga Analis PT Investa Saran Mandiri di Jakarta, Selasa.

Kendati demikian, ia memperkirakan sentimen KPK-Polri hanya bersifat jangka pendek bagi pergerakan pasar saham domestik, selanjutnya investor akan mencermati laporan keuangan tahunan emiten periode 2014.

"Potensi indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melanjutkan peningkatan cukup terbuka, hal itu didukung ekspektasi laporan keuangan tahunan emiten masih cenderung positif," katanya.

Ia memproyeksikan sekitar 80 persen dari total perusahaan yang tercatat di BEI akan memubukukan kinerja positif atau sesuai dengan ekspektasi kalangan analis. Dalam data BEI, total perusahaan tercatat saat ini sebanyak 507 emiten.

"Saat ini, baru Bank Rakyat Indonesia Tbk yang mengumumkan kinerjanya membukukan peningkatan laba bersih sebesar 14,35 persen menjadi Rp24,2 triliun pada 2014 dibandingkan tahun sebelumnya," paparnya.

Sementara itu, Head of Research Valbury Asia Securities, Alfiansyah, mengatakan perseteruan KPK dengan Polri sempat membuat kepanikan di pasar saham, namun pada saat ini tensinya cenderung mereda dibandingkan sebelumnya.


"Pasar modal itu lebih independen, investor sudah tahu urusan politik. Dalam situasi situasi gonjang-ganjing seperti ini pasar tetap jalan," ucap dia.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015