Jakarta (ANTARA News) - Penulis sekaligus pewarta Noorca M. Massardi menghabiskan tujuh tahun untuk mengerjakan novel kelimanya yang berjudul 'Straw'.
"Dulu saya paling lama menghabiskan waktu empat tahun untuk membuat karya. Namun, saya tidak tahu, ya, ini kenapa lama," kata Noorca M. Massardi di Jakarta. "Kalau sedang bekerja di media, saya tidak bisa menulis dua hal secara bersamaan. Jadi kerja jurnalistik selesai baru menulis lagi."
"Ketika ingin melanjutkan juga tidak bisa lansung menulis. Saya harus baca lebih awal untuk masuk suasana dan moodnya. Kadang-kadang setelah selesai baca, nambahnya hanya dua halaman."
Ia menimpali, "Membaca saja terkadang saya menghabiskan tiga hari untuk mengedit, sambil menangkap lagi suasana. Menyempurnakan tanda baca dan lain-lain."
Novel 'Straw' karya Noorca bercerita tentang serangkaian kematian yang menimpa para tokoh ternama di Indonesia, tetapi dianggap 'wajar'.
Namun, Banyan, seorang pewarta muda, mencurigai adanya keterkaitan pada setiap kasus tersebut. Atas perintah atasannya, ia melakukan investigasi ke pelbagi kota di Indonesia.
Noorcan juga mengaku menghabiskan sebagian besar penulisan novel ini di Bali.
"Suasana di Ubud Bali membuat saya merasa aman dan nyaman. Suasananya dapet dan panorama dapet. Kalau sedang jenuh melangkah sepuluh langkah ada kafe dan semuanya ada di sana," katanya.
Novel ini juga rencananya akan dibuat dalam empat jilid dan difilimkan.
"Rencananya empat jilid. Namun, cepat atau lambatnya tergantung pembaca. Jika responnya cepat, saya akan semangat nulis."
Pewarta: Okta Antikasari
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015