Kesedihan memang bukan hal yang asing untuk Asa, tokoh dalam film "Nada Untuk Asa", yang diperankan oleh Acha. Sejak lahir, dirinya mengidap penyakit yang membuatnya kerap didiskriminasi oleh masyarakat, bahkan membuatnya dipecat dari pekerjaan. Namun, tak ada waktu bagi Asa untuk bermuram durja.
Seperti namanya, Asa selalu menyikapi hidup dengan penuh harapan positif. Meski mata pencahariannya hilang, dia melihat ada sinar baru, kesempatan untuk mewujudkan impiannya yang terpendam. Semua itu tak lepas dari perjuangan sang ibu, Nada (Marsha Timothy), dalam membesarkan Asa dan juga dua kakaknya pascakematian sang suami (Irgi Fahrezi) yang meninggalkan beban seumur hidup: human immunodeficiency virus (HIV).
Berani Hidup
Sutradara Charles Gozali mengatakan film yang terinspirasi dari kisah nyata ini memiliki pesan untuk "berani hidup". "Banyak tema berani mati, tapi tidak banyak yang berani hidup," kata dia usai penayangan perdana "Nada Untuk Asa" di Jakarta, Senin.
Naskah yang juga digarapnya sendiri selama tiga bulan rupanya menarik perhatian para bintang yang diajak bergabung dalam "Nada Untuk Asa".
Marsha Timothy, pemeran Nada, bahkan mengaku sudah tertarik sebelum naskahnya rampung. Saat Charles menceritakan idenya secara lisan, Marsha mulai yakin akan mengambil peran dalam film itu. Acha Septriasa tersentuh dengan pesan moral yang diusung dalam "Nada Untuk Asa".
"Saya harap banyak orang yang lebih dapat menghargai hidup," kata aktris yang memangkas rambut dan menguruskan badan untuk memerankan Asa yang sakit.
Baginya, peran sebagai ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) yang menyongsong masa depan dengan positif telah memberinya inspirasi. "Tema yang diangkat tidak mainstream, drama keluarga dengan pesan moral menggugah," papar dia.
Dia berharap film ini dapat memberi pemahaman pada masyarakat untuk memperlakukan pengidap HIV tanpa diskriminasi. "Cara penularannya kan spesifik, jadi bertemanlah seperti biasa dengan mereka dan hargai semangat hidup mereka," ujarnya.
Film yang akan tayang pada 5 Februari 2015 juga dibintangi oleh Mathias Muchus, Butet Kartaredjasa, Wulan Guritno, Nadila Ernesta, Donny Damara, Inong Nidya Ayu dan Tri Yudiman.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015