"Peningkatan laba bersih tersebut ditopang oleh kontribusi dari penyaluran kredit yang meningkat," kata Direktur Bisnis UMKM BRI Djarot Kusumayakti saat jumpa pers di Jakarta, Senin.
Penyaluran kredit BRI pada 2014 meningkat sebesar Rp57,79 triliun atau tumbuh sebesar 13,88 persen (yoy), dari Rp430,62 triliun pada 2013 menjadi Rp490,41 triliun.
Djarot menuturkan, portofolio kredit BRI tetap konsisten untuk fokus pada pengembangan bisnis UMKM. Sementara kredit di segmen korporasi diutamakan penyalurannya kepada bisnis yang dapat memiliki trickle down business terhadap bisnis UMKM.
"Terkait dengan portofolio pinjaman BRI, bisnis mikro masih memiliki porsi terbesar dan menjadi competitive advantage BRI yang disertai dengan tingkat kualitas kredit yang terjaga," ujar Djarot.
Menurut Gatot, pihaknya mampu mempertahankan posisinya sebagai bank nasional yang fokus pada segmen UMKM dengan proporsi pinjaman mikro sebesar 31,25 persen dari total pinjaman BRI dengan komposisi nasabah yang berjumlah 7,3 juta nasabah.
Secara tahunan, pinjaman mikro BRI tumbuh sebesar 16 persen jika dibandingkan pertumbuhan pada 2013 lalu. Sementara peningkatan jumlah nasabah mikro BRI telah meningkat sebesar 800 ribu nasabah pada 2014.
Gatot menambahkan, BRI juga tetap menjaga kesehatan penyaluran kredit serta pemeliharaan tingkat rasio kredit bermasalah (NPL) gross yang sangat baik. Secara keseluruhan total NPL BRI berada pada angka 1,69 persen.
"NPL mikro BRI yang terjaga pada angka 1,12 persen ini merupakan indikator positif, bahwa pertumbuhan kredit BRI mikro tetap diimbangi dengan kualitas kredit yang baik," kata Djarot.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015