Semarang (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian meresmikan dua pabrik divisi baru PT Petropack Agro Industries (PAI) yakni divisi ekstraksi dan divisi pengawet di Semarang, Jawa Tengah dengan nilai investasi sekitar Rp100 miliar.
"Kami apresiasi PAI mengembangkan usahanya, bermula dari packaging, sekarang merambah ke divisi ekstraksi. Ini sejalan dengan target Kemenperin soal ketahanan pangan," ujar Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto di Semarang, Senin.
Panggah mengatakan, pihaknya sangat senang dengan terbangunnya pabrik berstandar produk internasional dengan mengolah bahan baku lokal tersebut.
"Indonesia memasuki babak baru dengan adanya pabrik ini. Terdapat industrialisasi produk-produk pertanian dan perkebunan berbasis lokal," ujar Panggah.
Menurutnya, pabrik dengan kapasitas bahan baku 180 ton per bulan tersebut memiliki potensi pasar yang sangat besar, mengingat konsumsinya di dalam maupun luar negeri masih sedikit.
"Ini potensinya sangat besar. Konsumsi dalam negeri masih sangat kecil, pasar ekspor juga masih sangat terbuka. Karena kecenderungan produk natural akan semakin menarik," ujar Panggah.
Panggah meminta, agar perusahaan menjaga bahan baku produksi agar tetap berasal dari dalam negeri, sehingga keterlibatan petani sangat dibutuhkan.
Presiden Direktur PAI Prihanto Ekoputro mengaku bersyukut dapat menghadirkan fasilitas-fasilitas produksi berupa pabrik yaang dilengkapi mesin-mesin berteknologi dunia.
"Pembangunan pabrik ini sesuai misi dan visi perusahaan yang ingin menciptakan produk pangan yang aman untuk kesehatan, bebas dari bahan artifisial, pengawet dan pestisida bagi rakyat Indonesia," kata Prihanto.
Kehadiran pabrik ini, lanjutnya, tentu akan semakin mempercepat proses produksi sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar yang ada.
Pabrik tersebut dilengkapi dua mesin milling berteknologi Jepang yang pertama di dunia, yang memungkinkan proses milling dengan suhu rendah, sehingga mampu mengeliminasi kerusakan bahan aktif dalam bahan produk natural yang dihasilkan.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015