Pristina (ANTARA News) - Lebih dari 10.000 orang menghadiri protes anti-pemerintah di Pristina pada Sabtu (24/1), yang berakhir saat sekelompok pemrotes melemparkan batu kek gedung pemerintah dan memaksa polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan mereka.
Tiga personel polisi cedera dalam kerusuhan tersebut, sementara sejumlah pemrotes telah ditangkap.
Protes tersebut diserukan oleh kelompok oposisi Gerakan Memutuskan-Sendiri, setelah satu pernyataan dari seorang menteri Serbia di dalam Pemerintah Kosovo, yang dipandang menghina ibu semua orang yang hilang.
Pernyataan Menteri Urusan Komunikasi dan Pemulangan Aleksandar Jablanovic, berkaitan dengan satu kejadian ketika satu bus yang membawa 40 orang Serbia yang kehilangan tempat tinggal dilempari batu selama satu protes oleh kaum ibu orang yang hilang di Gjakova/Djakovica pada 6 Januari.
Jablanovic menyebut perempuan pemrotes tersebut "hewan buas" karena menghalangi orang Serbia mengunjungi rumah mereka yang kebakaran, demikian laporan Xinhua. Ia meminta maaf atas pernyataan tersebut dua bekan kemudian, tapi itu kelihatannya tidak cukup mencegah protes baru yang telah terjadi di seluruh Kosovo.
Ketika berbicara kepada kerumunan massa, pemimpin Gerakan Memutuskan-Sendiri, Albin Kurti, menetapkan ultimatum kepada "Perdana Menteri" Isa Mustafa agar memecat Jablanovic dari kabinetnya atau dia sendiri meletakkan jabatan.
"Kami memberi tenggat 48 jam kepada Perdana Menteri Mustafa, sampai pukul 16.00 waktu setempat pada Senin untuk memecat Menteri Jablanovic, atau kami akan berkumpul di sini lagi pada Selasa siang untuk menuntut pengunduran dirinya," kata Kurti. Kalimatnya disambut oleh massa.
Mulanya, protes tersebut berjalan tenang, tapi pada akhirnya, sekelompok pemrotes mulai melemparkan batu ke gedung pemerintah, sehingga menimbulkan kerusakan parah.
Selama hampir dua jam, polisi tak bertindak, tapi kemudian memutuskan untuk membubarkan massa dengan menggunakan gas air mata.
Pemrotes juga merusak satu bar di dekat gedung pemerintah dan dalam peristiwa itu, tiga polisi dilaporkan cedera.
"Ya, tiga personel polisi juga cedera sejauh ini," kata Daut Hoxha, Juru Bicara Polisi Kosovo, kepada media.
Nusrete Kumnova, ibu dari satu orang yang hilang selama perang 1999, mengecam pemerintah karena tak mengacuhkan seruan mereka bagi pemecatan Jablanovic.
"Pemerintah saat ini, dan semua pemerintah pasca-perang, harus malu dan! Selama 16 tahun setelah itu, kami masih harus mencari orang yang kami cintai," kata Kumnova.
Jablanovic adalah anggota senior Daftar Srpska, yang saat ini merupakan satu-satunya partai politik Serbia di Kosovo. Sejak Desember 2014, Daftar Srpska telah menjadi mitra di dalam koalisi luas yang memerintah dan terdiri atas dua partai utama Albania di dalam Pemerintah Kosovo.
Ketika berbicara kepada pemrotes, "Perdana Menteri" Mustafa pada Sabtu mengatakan bahwa Jablanovic "bukan masalah terbesar buat Kosovo".
Ia mendukung protes tersebut tapi berkeras, "Semua masalah dapat diselesaikan dalam kerangka kerja program pemerintah yang dimiliki Kosovo."
(C003)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015