"Sejak Presiden Soekarno berkunjung ke Kuba pada 1960, terjalinlah hubungan akrab antara Pemerintah Indonesia dan Kuba hingga kini. Soekarno adalah kepala negara pertama yang berkunjung setelah Kuba merdeka," ujar Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia Kuba Samsuridjal Djauzi di Jakarta, Sabtu.
Ridjal mengatakan Perhimpunan Indonesia Kuba berusaha mengakrabkan hubungan antara rakyat Indonesia dan rakyat Kuba dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi dan budaya. Perhimpunan tersebut juga memfasilitasi pengiriman mahasiswa Indonesia ke Kuba untuk belajar ilmu kedokteran, di mana saat ini, terdapat tiga orang mahasiswa semester lima dan dua orang mahasiswa semester satu di Universitas Havana.
"Rombongan Indonesia pernah berkunjung ke Kuba untuk memperlajari layanan kesehatan di Kuba, termasuk pemberantasan demam berdarah. Jika ingin belajar di sana, perlu menerapkan budayanya, yakni sederhana dan kerja keras," katanya.
Menurutnya, salah satu pengalaman yang tak terlupakan adalah saat perhimpunan menjadi tuan rumah rombongan kesehatan Kuba, yang akan bertugas di Aceh dalam rangka membantu korban Tsunami dan Gempa di Jawa Tengah.
Ia mengatakan, rombongan kesehatan dari Kuba mendirikan rumah sakit darurat dan bertugas lebih dari sebulan untuk mengobati para korban bencana alam di kedua daerah tersebut.
"Bagi kami, yang berkesan adalah saat rombongan Kuba meninggalkan semua peralatan kedokteran serta obat yang ada untuk digunakan oleh masyarakat Indonesia," ujar Ridjal.
Menurut Ridjal, bidang seni dan budaya akan menjadi media yang semakin digalakkan untuk saling mengenal dan mengakrabkan hubungan kedua masyarakat.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015