"Kami minta Menperin memprioritaskan produk dalam negeri, kemudian merekomendasikan satu pembiayaan, misalnya modal ventura untuk pengusaha pemula yang prospektif, karena kalau di bank itu sulit," kata Ketua Umum HIPPI Suryani Sidik F. Motik di Jakarta, Kamis.
Suryani mengatakan, untuk industri-industri kreatif, misalnya dibidang teknologi informasi yang berbasis ilmu pengetahuan, kerap sulit mendapatkan sumber pembiayaan dari perbankan, karena dinilai tidak sesuai dengan ketentuan yang diminta bank.
Menurut Suryani, lembaga pembiayaan berupa modal ventura, yang sudah ada di beberapa negara, dapat menjadi jalan keluar, agar industri-industri berbasis ilmu pengetahuan dan kreatif mendapat modal dan dapat berkembang.
Suryani menambahkan, modal ventura tersebut bisa disediakan oleh para investor besar di Indonesia, yang menyertakan modalnya pada lembaga tersebut.
"Pendanaannya dari 'angle investor'. Saya kira Rp20 miliar hingga Rp30 miliar sudah bisa jalan untuk permulaan. Yang penying bisa jalan terlebih dahulu," kata Suryani.
Dalam hal ini, lanjutnya, pemerintah diminta untuk memberikan dukungan, sehingga para investor semakin yakin dan percaya terhadap lembaga pembiayaan tersebut.
"Kami ingin pemerintah menjadi payungnya. Menperin mengatakan akan berbicara dengan kementerian terkait, seperti Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan untuk mewujudkan hal ini," katanya.
Suryani mengatakan, apabila modal ventura ini benar-benar terwujud, pihaknya akan mengkaji industri apa yang akan menjadi prioritas untuk dibiayai melalui lembaga keuangan ini.
"Yang pasti industri yang paling banyak pasarnya, kalau menurut kami saat ini industri kreatif paling banyak pasarnya," ujarnya
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015