Bekasi (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia Kota Bekasi, Jawa Barat, menindaklanjuti laporan mengenai adanya aktivitas penyebaran aliran sesat yang diduga disebarkan oleh seorang perempuan berinisial NT alias Bunda (43) yang meresahkan masyarakat.
"MUI bersama dengan Kementerian Agama, pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya sudah mengklarifikasi langsung kebenaran kabar itu kepada NT," kata Sekretaris Umum MUI Kota Bekasi Soekandar Ghazali, di Bekasi, Kamis.
Menurut dia, klarifikasi itu penting dilakukan guna menjawab keresahan masyarakat terkait adanya dugaan penyebaran aliran sesat oleh Bunda.
Menurut dia, pihaknya bahkan sempat mengambil sumpah Bunda yang dianggap sebagai penyebar dugaan aliran sesat di depan MUI dan masyarakat sekitar.
Menurut pengakuan Bunda, kata dia, semua tudingan miring yang tuduhkan sebagai penganut atau penyebar aliran sesat tidak benar.
Hal ini, terungkap dalam pertemuan yang digagas oleh Ketua RW 26, Poerwanto, bersama dengan Lurah Kayuringinjaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kamis (22/1) siang.
Bunda beralasan, bentuk pengobatan yang dilakukannya hanya melalui media air putih dan tidak ada pelarangan atau ajaran yang menyimpang dari ajaran agama Islam.
Menurutnya, bila ada pasien yang datang kepadanya untuk meminta kesembuhan, dirinya juga menyarankan untuk meminta kesembuhan kepada Tuhan.
Bunda diketahui tinggal bersama suaminya SN dan dua anak mereka yang masih sekolah di Kavling Agraria RT 6 RW 26 Kelurahan Kayuringinjaya Kecamatan Bekasi Selatan.
Menurut pengakuan Bunda, ritual sesat yang dituduhkan kepada dia dan keluarganya adalah fitnah dari salah satu pasiennya yang merasa sakit hati.
"Semua fitnah, demi Allah, demi Rasullah. Saya tidak pernah melakukan (penyebaran aliran sesat). Saya juga tidak pernah melarang orang untuk Shalat lima waktu," kata NT.
Menurut dia, semua ritual yang dilakukannya merupakan bentuk penyembuhan penyakit dari para pasiennya.
Pertemuan yang berlangsung selama dua jam tersebut turut dihadiri Lurah Kayuringinjaya Asti Dwi Astusti, Kementerian Agama, dan masyarakat sekitar.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015