Tokyo (ANTARA News) - Kurs euro melemah terhadap dolar di Asia pada Kamis, karena para pedagang menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) di mana pembuat kebijakan secara luas diperkirakan meluncurkan program pembelian obligasi besar untuk mendorong ekonomi zona euro.
Mata uang tunggal Eropa diambil 1,1599 dolar dan 137,02 yen pada perdagangan sore di Tokyo, dibandingkan dengan 1,1607 dolar dan 136,85 yen di New York pada Rabu sore.
Dolar naik menjadi 118,13 yen dari 117,90 yen setelah bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ), pada Rabu memangkas prospek harga konsumen, melemparkan target inflasi 2,0 persen yang digadang-gadang dalam keraguan lebih lanjut.
Penurunan BoJ -- dan harapan yang tinggi untuk langkah-langkah ECB yang baru -- datang setelah Federal Reserve AS mengakhiri skema pembelian asetnya dan sedang mempertimbangkan menaikkan suku bunga pada pertengahan tahun, yang merupakan nilai tambah bagi dolar.
"AS sedang menonjol sekalipun lebih banyak bank sentral melanjutkan kebijakan pelonggarannya," kata Junichi Ishikawa, analis pasar di IG Markets Securities.
"Kondisi-kondisi tetap mendukung untuk dolar."
Spekulasi telah mencapai puncaknya bahwa kepala ECB Mario Draghi akan menggunakan alat kebijakan yang paling kuat dalam pertempuran melawan deflasi.
Ekspektasi program pembelian obligasi negara yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (QE), terjadi setelah harga zona euro jatuh pada Desember untuk pertama kalinya dalam lima tahun, memicu kekhawatiran bahwa kawasan ini di ambang spiral deflasi yang berbahaya.
Prospek langkah tersebut telah memukul euro, yang pekan lalu turun di bawah 1,1500 dolar untuk pertama kalinya dalam lebih dari 11 tahun sebelum pulih sedikit.
"Keputusan euro adalah jenis telegram baik tetapi euro-dolar memang memiliki lebih banyak untuk pergi pada sisi negatifnya," Thomas Averill, direktur pelaksana Rochford Capital di Sydney, mengatakan kepada Bloomberg News.
"Ekonomi zona euro tampak cukup lamban saat ini dan membutuhkan QE."
Pada Kamis, BoJ memangkas prospek inflasi untuk tahun yang dimulai April 2015 sebagian karena jatuhnya harga minyak, sementara para pembuat kebijakan memutuskan menunda langkah-langkah pelonggaran baru.
Tetapi BoJ meningkatkan perkiraan pertumbuhan, mengatakan ekonomi sedang "rebound", meskipun para analis mengatakan penurunan tingkat inflasi cenderung mengangkat spekulasi langkah-langkah pelonggaran lebih jauh ke depan.
Dolar bervariasi terhadap mata uang Asia-Pasifik.
Unit AS naik tipis menjadi 1.085,60 won Korea Selatan dari 1.083,30 won pada Rabu, dan menjadi 32,61 baht Thailand dari 32,57 baht.
Greenback merosot ke 1,3339 dolar Singapura dari 1,3349 dolar Singapura, menjadi 12.471,00 rupiah Indonesia dari 12.493,00 rupiah, menjadi 31,43 dolar Taiwan dari 31,49 dolar Taiwan, menjadi 61,59 rupee India dari 61,60 rupee, dan menjadi 44,39 peso Filipina dari 44,41 peso.
Dolar Australia melemah menjadi 80,63 sen AS dari 82,25 sen AS, sementara yuan Tiongkok menguat menjadi 19,02 yen dari 18,91 yen, demikian AFP melaporkan.
(A026/B012)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015