Tokyo (ANTARA News) - Indonesia dan Jepang sepakat untuk mengkaji ulang kelanjutan kerja sama ekonomi yang tertuang dalam kerangka Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), karena sesuai dengan kesepakatan awal kerangka kerja sama tersebut bisa dikaji ulang setelah lima tahun berjalan.
"Saya baru bertemu dengan PM Jepang, soal IJEPA tidak dibahas. Namun, Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, Yoichi Miyazawa, sudah memberikan sinyal untuk review," kata Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, setelah bertemu dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, di Tokyo, Kamis.
Rachmat menjelaskan, antara Indonesia dengan Jepang sudah sama-sama bersepakat untuk melakukan kaji ulang IJEPA tersebut, karena dalam proses tersebut kerangka kerja sama harus bisa menguntungkan kedua belah pihak.
"Banyak hal yang akan kita review, namun apa yang kita review itu harus saling menguntungkan untuk kedua negara," ujar Rachmat.
Rachmat mengatakan, pihaknya berharap review IJEPA bisa segera dilaksanakan pada tahun 2015, supaya mampu menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan sebesar tujuh persen, meningkatkan investasi dan mendorong ekspor.
Salah satu fokus kerja sama dalam implementasi IJEPA tersebut yakni memperkuat daya saing industri di Indonesia lewat program yang disebut Manufacturing Industrial Development Center (MIDEC).
Dalam kurun waktu kurang lebih tujuh tahun ini, hanya sebanyak lima sektor yang diimplementasikan cukup baik antara lain pengelasan, pencetakan dan pemotongan logam, otomotif, elektronik, dan konservasi energi dari 13 sektor industri yang menjadi fokus IJEPA.
Di bidang perdagangan, ekspor Indonesia ke Jepang masih didominasi barang barang mentah berbasis sumber daya alam (SDA), dimana kondisi tersebut tidak jauh berbeda dengan sebelum diberlakukannya paket kerja sama ekonomi tersebut.
Menteri Perdagangan beserta rombongan melakukan kunjungan kerja ke Jepang pada 18-22 Januari 2014, dan telah melakukan beberapa pertemuan dengan perusahaan besar Jepang yang sudah menjalin kerja sama dengan Indonesia antara lain, CEO Toyota, Honda, Kansai Economic Federation (Kankeiren), Japan Business Federation (Keindanren) dan beberapa CEO lainnya.
Selain itu juga telah bertemu dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang menyebutkan bahwa pihaknya mengharapkan kedatangan Presiden Joko Widodo ke Negeri Sakura tersebut dalam waktu dekat.
"Perdana Menteri mengharapkan Presiden Joko Widodo segera berkunjung ke Jepang," ujar Rachmat.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015