Jakarta (ANTARA News) - Penggagas Tempe Movement Florentinus Gregorius Winarno optimistis popularitas tempe dapat meroket seperti pada batik Indonesia dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.
"Batik dulu tidak terkenal, tapi sekarang produknya banyak sekali karena sudah dihargai masyarakat," kata Winarno di Jakarta, Rabu.
Lewat gerakan Tempe Movement, ia ingin mempromosikan tempe sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia yang harus dibanggakan.
"Tempe itu milik Indonesia, di manuskrip Serat Centhini (Suluk Tambanglaras) ada kata tempe dalam aksara Jawa," kata Ketua Komisi Ilmu Rekayasa Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia itu.
Winarno menyebut tempe super food yang dapat menopang gaya hidup sehat sebagai makanan yang mengandung antioksidan, antibiotik, antiaging dan rendah lemak.
Selain itu, tempe di masa depan juga diharapkan dapat berkembang lebih jauh, tidak hanya pada kuliner, tetapi juga industri lain seperti farmasi.
Oleh karena itu, profesor Antonius Suwanto dari Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya menyatakan perlu ada lembaga riset tempe di Indonesia.
"Riset itu penting karena siapa tahu tempe bisa bermanfaat lebih dari pangan," kata dia.
Bila masyarakat sudah bangga dan menghargai tempe, maka akan ada efek bola salju yang berujung pada peningkatan ekonomi Indonesia.
Winarno menyebut gerakannya ini sepenuhnya mendukung petani kedelai lokal.
"Kami akan mendesak kebangkitan pengembangan kedelai lokal sebagai bahan baku tempe," kata dia.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015