Deputi Pengendalian Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Muliawan di Jakarta, Rabu mengatakan, peningkatan kapasitas kilang LNG Masela itu bisa dilakukan karena adanya tambahan cadangan gas di wilayah operasi Inpex.
"Saat ini, tambahan cadangan masih dalam proses sertifikasi Lemigas yang ditargetkan selesai akhir Maret ini," ujarnya.
Namun, ia mengaku tidak tahu pasti tambahan investasi akibat peningkatan kapasitas kilang LNG itu. Hanya saja, lanjutnya, kilang tetap akan dibangun terapung.
Sebelumnya, kilang LNG terapung Masela akan dibangun dalam satu "train" berkapasitas 2,5 juta ton per tahun. Namun, akan dinaikkan tiga kali lipat menjadi 7,5 juta ton per tahun dalam tiga "train".
"Ini akan jadi kilang floating terbesar di dunia," kata Muliawan.
Kilang floating tersebut, tambahnya, akan mendukung pertumbuhan industri kemaritiman.
Ia juga mengatakan, Inpex menargetkan proyek Masela beroperasi 2024.
"Kami harapkan 60 persen produksi LNG ke domestik, meski tergantung penerimaan pasarnya," ujarnya.
Di sisi lain, lanjutnya, secara paralel, Inpex sedang merevisi rencana pengembangan (POD) untuk dimintakan persetujuan ke Menteri ESDM.
Termasuk, permintaan perpanjangan kontrak kerja sama Masela yang seharusnya habis pada 2028. "Bisa diperpanjang kontraknya, kalau sudah ada perjanjian dengan pembeli LNG," katanya.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015