Maltam, Kamerun (ANTARA News) - Boko Haram membebaskan 24 sandera setelah penculikan massal oleh kelompok mereka di Kamerun, sementara Chad Senin siap dalam perang internasional terhadap kelompok garis keras itu.
Sejumlah 24 dari 80 orang yang disandera Boko Haram di utara Kamaerun Ahad dibebaskan sementara angkatan bersenjata Kamerun mengejar para anggota kelompok itu, kata satu sumber pemerintah.
Para petempur Boko Haram kemudian lari ke Nigeria, dengan nasib para sandera lainnya tidak diketahui.
Seorang perwira angkatan darat yang berpangkalan di daerah paling utara mengatakan Boko Haram menyerang dua desa dan menculik apa yang media pemerintah Kamerun sebut 80 sandera, dalam salah satu dari penculikan-penculikan terbesar kelompok itu di luar Nigeria.
Tiga orang juga tewas dalam serangan itu.
Saat grilyawan itu mundur, tentara Chad mengatakan mereka mengerahkan 400 kendaraan militer, helikopter tempur dan sejumlah tentara di Kamerun utara dari satu usaha regional untuk mengalahkan kelompok garis keras itu.
"Kami akan bergerak ke arah musuh," kata Kolonel Chad Djerou Ibrahim, yang memimpin serangan terhadap Boko Haram kepada AFP dari kota strategis Maltam, Kamerun utara.
"Misi kami adalah melumpuhkan Boko Haram, dan kami memiliki semua alat untuk melakukan itu."
Tetapi Menteri Komunikasi Kamerun Issa Tchiroma Bakary mengingatkan tentara dari kedua negara harus menyelesaikan rencana dengan sungguh-sungguh sebelum melancarkan serangan= serangan terhadap Boko Haram.
"Para perencana militer harus mengevaluasi pasukan yang terkoorinasi dan tergabung," katanya. "Itu memerlukan waktu."
Presiden Chad Idriss Deby dengan tegas menyatakan tekadnya untuk merebut kembali kota strategis Baga di Nigeria timur laut, yang Boko Haram serbu awal Januari.
Para saksi mata mengatakan Boko Haram melakukan aksi kekerasan dan penculikan terhadap 500 wanita dan anak-anak, yang Presiden Prancis Francois Hollande dan Menlu AS John Kerry sebut sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan".
Menurut Amnesti Internasonal serangan atas Baga adalah perusskan terbesar dan paling menghancurkan oleh Boko Hsram sejak mereka memulai aksinya tahun 2009 untuk mendirikan satu kekhalifahan di wilayah itu, yang para pengamat katakan mengklaim setidaknya 13.000 orang tewas dan 1,5 juta orang meninggalkan rumah-rumah mereka.
Serangan Boko Haram pada kota perbatasan Baga adalah terbaru dalam aksi pembunuhan yang kejam atas ratusan orang dan ribuan orang lainnya terlantar," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini dalam satu pernyataan, Senin.
"Serangan yang sering meningkat, terutama di Kamerun, menunjukkan bahwa ancaman dari Boko Haram meningkat pada dimensi regional."
Chad aman dari serangan Boko Haram, tetapi hanya satu daerah kecil di Kamerun utara memisahkan negara gurun itu dari pangkalan kelompok garis keras Islam itu dari pangkalan mereka di negara bagian Borno Nigeria.
Chad juga terkena dampak pengungsi yang dipicu pemberontakan Boko Haram dan Deby memperingatkan ia tidak akan tinggal diam karena kelompok garis keras itu memperluas lapangan kegiatan mereka.
Nigeria, yang tidak dapat menghentikan serangan Boko Haram di dalam negerinya sendiri, menyatakan dukungan bersyaratnya dari tentara Chad yang pada akhirnya mengirimkan pasukannya Negeria.
"Semuanya mendukung operasi-operasi kami akan disambut baik, tetapi itu harus sesuai dengan operasi-operasi yang telah kami lalukan di wilayah Nigeria," kata juru bicara militer Nigeria Chris Olukolade.
Para pemimpin Ghana dan Jerman yang bertemu di Berlin Sebin, mendukung penggunaan uang Uni Eropa untuk membantu dana pasukan regional Afrika untuk memerangi Boko Haram.
"Saya yakin adalah tepat memilih pasukan Afrika untuk tugas ini tetapi adalah kepentingan bersama kita bahwa kita hasus membiaya pasukan itu," kata Kanselir Jerman Angela Merkel kepada wartawan.
Presiden Ghana John Dramani Mahama mengatakan "sangat penting jika para mitra kami dapat bergabung menyangkut bagaimana kita membiayai pasukan itu, demikian AFP.
(H-RN/H-AK)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015