"Total yang dikeluarkan Rp573 juta sekian dalam 16 hari pencarian AirAsia QZ8501," kata Kepala Basarnas Bambang Soelistyo dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR di Jakarta, Selasa.
Bambang mengatakan dari total biaya tersebut, porsi yang paling banyak, yakni biaya BBM, namun hal itu bisa tertutupi karena bantuan kapal-kapal asing yang tidak meminta BBM.
Karena itu, lanjut dia, total anggaran dinilai minimalis itu dikarenakan banyaknya bantuan kapal-kapal asing yang ikut melakukan pencarian, tetapi tidak menyedot BBM terlalu banyak.
"Kami berterima kasih kepada kapal-kapal asing ini karena ikut melakukan pencarian dengan membawa kapal tanker sendiri, tapi tidak meminta BBM," katanya.
Selain itu, Bambang mengatakan penggunaan BBM tersebut berasal dari anggaran internalnya, serta bantuan dari SKK Migas dan beberapa perusahaan migas lainnya.
"Sisa yang bukan punya punya Basarnas, kita kembalikan pada yang punya, operasi harian kita gunakan surat transparan, barang itu ada di instalasi perusahaan. Saya hanya merekam angka," katanya.
Basarnas mendapatkan bantuan dari SKK Migas sebanyak 3.500 kiloliter untuk pencarian pesawat nahas yang jatuh di Selat Karimata tersebut.
"Kami dapatkan bantuan dari SKK migas, plus perusahaan di bawah binaan SKK migas, bahan bakar, jumlahnya ada total 3500 Kilo Liter (KL), itu sudah diserahkan ke kami, saya tandatangani," katanya.
Bambang mengatakan pihaknya sudah mengahabiskan 2,2 juta liter solar dari 28 Desember 2014 hingga 13 Januari 2015 lalu.
Dia menyebutkan pihaknya juga menghabiskan 179.000 liter avtur dan 3.000 liter premium dalam periode yang sama.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015