"Yang penting untuk ibu rumah tangga, harga sembako turun," kata Neneng (50) seorang ibu rumah tangga.
"Misalkan harga beras sekarang mahal, tetapi tidak enak. Harga ayam juga yang bisanya 25ribu/potong, sekarang bisa mencapai 40ribu/potong."
"Sekarang juga susah cari gas melon. Mau balik lagi ke minyak tanah tidak mungkin, mau beli gas ukuran besar kemahalan. Ya, semoga bisa normal lagilah barang-barang," katanya lagi.
Sedangkan menurut Amelia Yulya (26) salah satu pegawai di perusahaan swasta berharap tarif angkot turun.
"Semoga tarif angkutan umum bisa turun. Sekarang kita menempuh jarak dekat saja diminta 4 ribu, sementara dulu 3 ribu," katanya lagi.
Salah satu sopir angkot jurusan Pasar Rebo-Depok mengaku jika harga sudah naik, sulit untuk menurnkannya lagi.
"Kalau tarif angkutan sulit turun kayaknya," kata Damar (32) salah satu supir angkot. "Soalnya sejak BBM naik jadi 8500 itu, spare part jadi mahal. Jadi salah satu alasan kita naikkin harga ya itu, spare part mahal. Tetapi kita ngikutin pemerintah sajalah."
Sementara Yeni (50) salah satu pedagang sayur-mayur berharap harga kembali normal. "Semoga harga-harga kebutuhan pokok bisa normal lagi. Karena kalau kemurahan kasihan juga petaninya, kalau kemahalan kitanya yang susah. Jadi, semoga harga normal."
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menurunkan harga BBM jenis premium dan solar mulai 18 Januari 2015 pukul 24.00 WIB. Harga BBM jenis premium turun menjadi Rp6.600 per liter dari sebelumnya Rp7.600 per liter, sedangkan solar turun menjadi Rp6.400 per liter dari Rp7.250 per liter.
Pewarta: Okta Antikasari
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015