Menurut Kamal mushalla pertama yang akan dipugar adalah ruang ibadah milik Kantor Berita Indonesia Antara yang berada di ibu kota negara.
"Kami menjadikan pemugaran mushalla di Antara sebagai proyek rintisan, sebelum kami lakukan pemugaran mushalla di tempat lain seperti yang berada di pusat-pusat belanja dan perkantoran," jelas Kamal.
Dia menambahkan jika proyek rintisan tersebut sukses, TITA akan melakukan proyek yang sama untuk beberapa pusat belanja yang selalu dipadati pengunjung yang membutuhkan tempat ibadah.
"Kami menyebut pusat belanja sebagai lokasi level pertama karena tingkat kepadatan orang yang berada di dalamnya. Level ke dua adalah sekolah dan kantor, sedangkan perkampungan adalah level ke tiga dari proyek ini," tutur Kamal.
Berkaitan dengan anggaran untuk renovasi mushalla di pusat belanja, TITA telah bertemu dengan sejumlah pengelola untuk membahas porsi pembiayaan antara ke dua belah pihak.
"Jika masing-masing pihak sepakat, biaya pemugaran mushalla ada akan dibagi dua, masing-masing 50 persen untuk TITA dan pengelola pusat belanja. Walau demikian, hal ini tergantung pada kemampuan keuangan pengelola pusat belanja," jelas Kamal.
Menurut dia, dukungan keuangan untuk pemugaran mushalla berasal dari sumbangan para pengusaha atau perusahaan Indonesia dan Turki yang dikelola oleh TITA, tanpa berorientasi pada keuntungan.
Proyek ini bertujuan agar masyarakat dapat lebih nyaman dalam menjalankan ibadah di tempat-tempat umum, selain juga memperkuat hubungan bilateral antara Turki dan Indonesia, serta masyarakat kedua negara.
"Turki dan Indonesia berada sangat jauh satu sama lain. Kita juga berbeda latar belakang budaya dan sosial, namun kita saling dekat di hati," ujar Kamal.
(T.KR-LWA/B/C004/C004)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015