Dalam pengajuan tersebut, agen penyelidikan pengendalian obat di bawah kementerian kehakiman AS (Drug Enforcement Administration/DEA) menyatakan bahwa dulu data panggilan tersebut digunakan oleh pengadilan administratif untuk mengumpulkan meta-data panggilan AS yang berbasis ke luar negeri
Menurut Phone Arena, data panggilan tersebut digunakan DEA untuk mengetahui jaringan perdagangan narkoba internasional dan kegiatan kriminal lainnya yang terkait.
DEA tidak mengungkap negara-negara asing yang berada di dalam daftar tersebut, namun DEA mengatakan bahwa Iran adalah salah satu negara yang berada di dalamnya.
Pengajuan tersebut mengurai aktivitas panggilan ke luar AS, namun program ini juga mengumpulkan data panggilan masuk ke AS dari luar negeri.
Pengumpulan data untuk program tersebut tercatat dimulai pada tahun 1990-an dan ditutup pada Agustus 2013.
DEA mengatakan, tidak lagi mengumpulkan catatan massal dan database sejak program tersebut dihapus.
Patrick Toomey, pendukung kebebasan sipil dan privasi dari American Civil Liberties Union (ACLU) mengatakan kegiatan ini membuktikan bahwa pemerintah telah memperpanjang penggunaan data tersebut jauh melampaui investigasi terorisme dan keamanan nasional.
DEA memulai program ini sebagai konsekuensi dari undang-undang yang disahkan oleh Kongres untuk memberdayakan badan dalam perang terhadap narkoba.
Namun, masih menjadi perdebatan bahwa DEA telah bertindak terlalu jauh dari apa yang seharusnya ditargetkan untuk informasi khusus dan justru berbalik menjadi jaring pengumpulan data, demikian seperti dilansir Phone Arena.
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015