Tokyo (ANTARA News) - Pemerintah Jepang memberikan bantuan dana sebesar 817,5 juta dolar AS untuk pengembangan dan pembangunan Mass Rapid Transportation (MRT) yang akan dibangun di Jakarta pada awal 2009. "Ada dua dokumen yang ditandangani antara pemerintah Indonesia dan Jepang dalam kaitan MRT. Yang pertama adalah 'exchange note' yang baru ditandatangani dan yang kedua berupa kesepakatan pinjaman," kata Menteri Perhubungan Hatta Rajasa, usai penandatanganan kesepakatan pemberian pinjaman itu di Hotel Imperial Tokyo Jepang, Selasa. Nota kesepakatan itu ditandatangani oleh Menlu Hassan Wirajuda mewakili Pemerintah Indonesia dan Menlu Jepang Taro Aso disaksikan sejumlah pejabat kedua negara, termasuk Menhub Hatta dan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Menurut Hatta, dengan perjanjian itu bisa dipastikan proyek MRT ini akan dibiayai oleh pemerintah Jepang dalam dua tahapan, yaitu pertama adalah pinjaman senilai 17,5 juta dolar AS yang menyangkut pekerjaan studi dan kedua adalah menyangkut konstruksi proyek senilai 800 juta dolar AS. Hatta menjelaskan usai penandatanganan ini, pihaknya segera mempersiapkan pelaksanaan tender pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan studi desain pada 2007, dan selanjutnya akan dilanjutkan dengan pembangunan konstruksi sekitar akhir 2008 atau permulaan 2009 dan selesai pada 2012. Menurut Hatta, proyek yang akan dibangun itu adalah pembangunan "subway" atau kereta bawah tanah sepanjang 14 km dari Lebak Bulus menuju Dukuh Atas pada tahap pertama dan tahap kedua antara Dukuh Atas ke Kota. Mengenai bentuk pinjaman, Hatta menjelaskan pinjaman termasuk dalam program Official Development Assistance (ODA) dengan bunga 0,4 persen per tahun, dengan masa tenggang selama 10 tahun dan pengembalian dalam 30 tahun, namun dengan persyaratan yang lebih ketat dengan skema 30 persen dari total proyek berasal dari Japan Bank International for Cooperatioan (JBIC) dan 30 persen dari Pemerintah Indonesia serta 40 persennya ditenderkan. "Dengan demikian, meski 'tight loan', tapi bisa dipastikan porsi lokal porsinya akan sangat besar," katanya. Sementara itu, Gubernur Sutiyoso mengharapkan pembangunan bisa dilakukan secepatnya karena proses studinya sudah pernah dilakukan, sehingga pembangunan konstruksi bisa dimulai pada 2008. "Ini akan memakan waktu 4 tahun, dengan panjang 14 km, itu selesai harusnya 2013. Namun bila pembangunan konstruksinya bisa dimulai 2008, bukan 2009, tentunya bisa selesai 2012, harapan saya," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006