Jakarta (ANTARA News) - Industri kakao Indonesia diprediksi bisa menjadi nomor satu pada 2020, demikian disampaikan Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto di Jakarta.
"Indonesia merupakan produsen kakao nomor 3 di dunia dengan total produksi pada 2013 mencapai 410 ribu ton atau kurang lebih 10 persen dari produksi kakao dunia, yang sebesar 4,1 juta ton," kata Panggah Susanto di Jakarta, Jumat.
Panggah mengatakan, pada 2020, diprediksi produksi kakao Indonesia akan mencapai 1,2 juta ton, yang akan membawa Indonesia menjadi industri kakao nomor wahid di dunia.
Menurut Panggah, industri kakao Indonesia ke depan memiliki peranan penting, khususnya dalam perolehan devisa negara dan penyerapan tenaga kerja, karena memiliki keterkaitan yang luas baik ke hulu maupun hilir.
"Pada 2013, devisa yang disumbangkan dari komoditi kakao mencapai 1,15 miliar dolar AS," kata Panggah.
Ia menambahkan, beberapa kebijakan telah dikeluarkan untuk mendorong kemajuan perkakaoan nasional, baik di sektor on farm maupun off farm.
Di antaranya, lanjut Panggah, pembebasan bea masuk atas impor mesin dalam rangka investasi, penerapan bea keluar biji kakao, tax allowance dan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib kakao bubuk.
Menurut data dari Kemenperin, jumlah perusahaan yang bergerak di bidang industri kakao mencapai 19 unit usaha dengan 5.800 jumlah tenaga kerja.
Sementara itu, jumlah investasinya hingga kini mencapai Rp4,65 triliun dengan kapasitas terpasang 805 ribu ton, serta kapasitas produksi sebesar 487 ribu ton, dan utilisasi mencapai 59,38 persen.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015