Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, yang merosot 2,23 dolar AS pada Kamis, naik 22 sen menjadi 46,47 dolar AS pada perdagangan sore.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret bertambah 12 sen menjadi 48,39 dolar AS. Kontrak Februari untuk Brent turun 1,02 dolar AS pada Kamis, hari terakhir perdagangannya.
Meski pada Jumat membukukan keuntungan kecil, pasar masih tertekan oleh tingginya pasokan dan lemahnya permintaan sementara analis memperingatkan volatilitas lebih besar akan datang.
Ke-12 negara anggota organisasi negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC), yang memproduksi sekitar sepertiga dari persediaan minyak dunia, menyatakan dalam laporan bulanannya pada Kamis bahwa produksinya naik menjadi 30,2 juta barel per hari pada Desember, melebihi batas 30 juta barel.
OPEC juga memproyeksikan permintaan minyak dunia akan turun menjadi 28,8 juta barel per hari tahun ini dari 29,1 juta barel pada 2014.
"Efek yo-yo dari harga minyak mentah dapat dikaitkan dengan ketidakpastian di pasar," kata Shailaja Nair, associate director editorial di penyedia informasi energi Platts, menunjuk ke "dolar yang tidak stabil" dan "pasar ekuitas tidak teratur".
"OPEC baru saja memperkirakan penurunan permintaan minyak tahun ini dan ini bisa berarti bahwa reli harga yang kita lihat minggu ini tidak mungkin bertahan," kata dia seperti dilansir kantor berita AFP.
Harga minyak telah kehilangan lebih dari setengah nilai mereka sejak berada di atas 100 dolar AS pada Juni tahun lalu, karena melemahnya permintaan dan dolar AS yang kuat diperburuk dengan keputusan OPEC pada November untuk mempertahankan tingkat produksinya meskipun pasokan global membanjir. (Uu.A026)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015