Jakarta (ANTARA News) - Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo (Timnas) mengungkapkan, relokasi permanen pipa gas milik PT Pertamina di dekat pusat luapan lumpur Lapindo Brantas Inc yang meledak pekan lalu akan dimulai pekan ini. Juru bicara Timnas Rudi Novrianto sebelum rapat kerja Timnas dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Selasa malam mengatakan, saat ini, Pertamina tengah mendatangkan pipa yang akan dipasang tersebut. "Pada Jumat (1/12) ini pipa mulai datang dan akan segera dipasang," katanya. Menurut dia, rute relokasi adalah setelah Stasiun Penerima Gas PT PGN, pipa dipasang ke arah Barat menyusuri Kali Porong dan setelah melewati Jalan Raya Porong, pipa dibelokkan ke arah Utara hingga menyambung kembali pada jalur pipa lama. "Pemasangan pipa baru ini berjarak sekitar 5-6 km dengan jangka waktu beberapa bulan ke depan," katanya. Menurut dia, pemasangan pipa akan semakin cepat apabila pembebasan lahan berjalan lebih lancar. Rudi menambahkan, sebelumnya disiapkan sejumlah skenario penanganan pipa gas lain seperti menyusuri jalur lama dan membangun pipa "by-pass" sementara sepanjang tiga km di sebelah Timur lokasi pipa lama. "Namun, Timnas tidak merekomendasikan kedua skenario itu karena masih melewati wilayah yang berbahaya," katanya. Pasokan gas ke Jawa Timur dengan volume 140 MMSCFD terhenti seketika akibat meledaknya pipa East Java Gas Pipeline (EJGP) milik Pertamina tersebut. Suplai gas tersebut berasal dari Lapangan Maleo milik Santos berkapasitas 80 MMSCFD dan sebanyak 60 MMSCFD dari Kangean kepunyaan PT Energi Mega Persada Tbk yang keduanya berlokasi di lepas pantai selatan Madura. Gas tersebut selanjutnya dimanfaatkan PGN 80 MMSCFD, PT Petrokimia Gresik 50 MMSCFD dan PLTGU Gresik milik PT PLN 10 MMSCFD. Namun, pasokan gas ke pelanggan PGN sebesar 80 MMSCFD telah pulih kembali pada Selasa ini dengan pemasangan penutup aliran di Stasiun Penerima PGN di Porong, Jawa Timur dan mengalirkan gas melalui jaringan interkoneksi distribusi PGN yang sudah ada yakni jalur Pasuruan, Mojokerto dan Waru.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006