Jakarta (ANTARA News) - Komponen otomotif berbasis limbah tekstil semakin diminati di Indonesia bahkan mendominasi pangsa pasar hingga 80 persen pada lingkup domestik.

"Komponen-komponen otomotif yang berasal dari limbah tekstil semakin diminati di Indonesia seiring berkembangnya konsep green termasuk di dunia otomotif kita," kata pemilik PT Rekadaya Multi Adiprima (RMA) yang memproduksi komponen otomotif, M. Faried Moertolo, di Jakarta, Jumat.

Pihaknya yang memproduksi berbagai komponen otomotif termasuk stamping parts, insulator dush panel, dan furniture parts baik untuk kendaraan roda empat maupun roda dua mengaku harus memasok hingga 80 persen seluruh permintaan untuk komponen sejenis itu di Indonesia.

Menurut dia, tren dan konsep green mendorong banyak produsen otomotif untuk menggunakan bahan baku komponen yang lebih ramah lingkungan.

"Kalau terus-menerus mengandalkan alam, hutan dan sumber daya kita akan habis," katanya.

Oleh karena itu, ke depan pihaknya akan terus berinovasi untuk bisa menemukan produk kreatif yang lebih ramah lingkungan.

Pada kesempatan yang sama Direktur Bisnis Development PT RMA Farri Aditya mengatakan untuk bahan baku yakni limbah tekstil Indonesia pada dasarnya memiliki "raw material" yang melimpah.

"Misalnya saja kami menemukan pengganti triplek untuk filler yang dibuat dari limbah tekstil. Kelebihannya harga lebih murah dari triplek hingga 20 persen, bisa dibentuk, dan bisa sekaligus untuk peredam," katanya.

Selain itu, pengganti triplek tersebut lebih ramah lingkungan karena dibuat dari material daur ulang limbah.

Ke depan, Farri melihat prospek komponen otomotif berbahan baku limbah masih sangat cerah apalagi jika mau mengembangkan produk inovatif untuk segmen turunannya sekaligus diversifikasi produk.

Selama ini perusahaannya merupakan pemasok terbesar khususnya untuk produk carpet floor berbagai merek mobil, termasuk juga dash panel Ertiga, deck board Agya/Ayla, flap comp dan cover luggade Ertiga, dan karpet APV.

Seluruh produk diproses di pabriknya yang terbagi dalam 9 titik di kawasan Nagrak Cikeas, Bogor, serta untuk proses daur ulang serat di Cikarang dan divisi non woven di Karawang.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015