Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengharapkan harga-harga komoditas ikut mengalami penurunan, setelah pemerintah kembali menyesuaikan harga premium dan solar.
"Pemerintah yang komando, intinya kalau cost BBM turun, harga-harga juga turun. Kalau tidak turun, struktur pasarnya tidak sehat," katanya di Jakarta, Jumat.
Sofyan mengatakan untuk jenis komoditas tertentu seperti beras, pemerintah akan mengandalkan Bulog sebagai stabilisator harga, dan begitu juga dengan harga komoditas lainnya yang ikut dijaga agar mengikuti penyesuaian harga BBM.
"Untuk Bulog, kita berdayakan untuk stabilisator, artinya itu akan bermain di stok. Sehingga saat harga (komoditas) naik, Bulog turun (langsung) jadi stabilisator harga," katanya.
Menurut dia, penurunan harga BBM idealnya harus diikuti dengan penyesuaian harga bahan makanan pokok maupun biaya angkut sektor transportasi, karena kalau harganya tetap tinggi ada kemungkinan hal itu terjadi karena keterlibatan spekulan.
"Sebenarnya kalau harga naik, karena situasi ekonomi, itu tidak jadi masalah. Namun, kalau harga naik karena permainan (spekulan) itu perlu dikontrol," kata Sofyan.
Pemerintah berencana untuk menurunkan harga premium dari harga saat ini Rp7.600 per liter dan solar dari harga Rp7.250 per liter, mengikuti fluktuasi harga minyak dunia yang sedang mengalami perlemahan tajam.
Penghitungan harga BBM tersebut telah disesuaikan dengan formula sesuai harga dasar ditambah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) plus biaya pendistribusian untuk premium diluar Jawa.
Penetapan harga premium di masa mendatang, akan seperti penentuan harga pertamax yang saat ini mengikuti pergerakan harga minyak dunia. Sedangkan, pemerintah masih memberikan subsidi tetap sebesar Rp1.000 per liter untuk solar.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015