Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin meminta agar tamu-tamu menteri di seluruh kementerian tidak lagi disuguhi teh, melainkan jamu sebagai minuman tradisional Indonesia yang berbasis budaya.
"Minum jamu bisa menjadi tradisi. Bagaimana caranya, ke depan setiap tamu menteri tidak lagi disuguhi teh, tapi jamu, untuk lebih memasyarakatkan minum jamu," kata Menperin Saleh Husin pada acara minum jamu bareng di Jakarta, Jumat.
Untuk itu, Menperin meminta agar pihak Ketua Gabungan Pengusaha (GP) Jamu Indonesia Charles Saerang dan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Tradisional Berbasis Budaya Putri Kusuma Wardani untuk dapat mewujudkan hal tersebut.
Menperin mengatakan, saat ini, jamu telah diproduksi dalam bentuk yang lebih bervariasi baik dari segi kemasan maupun rasa, sehingga kesan pahit pada jamu sudah mulai tergantikan dengan beraneka rasa yang lebih disukai masyarakat pada umumnya.
Namun, Menperin menyampaikan bahwa industri jamu nasional mendapat tantangan dengan beredarnya produk jamu ilegal, yang mengandung bahan baku obat atau bahan kimia yang dilarang, tidak memiliki izin edar, bahkan banyak yang tidak memiliki izin usaha industri.
"Keberaradaan jamu tersebut, selain meresahkan masyarakat karena kualitas yang tidak memenuhi standar kesehatan juga perbedaan harga dan kualitas akan menimbulkan kompetisi yang tidak sehat dengan jamu ilegal dan terjamin kualitasnya," kata Menperin.
Hal ini, lanjutnya, perlu menjadi perhatian dari industri jamu Indonesia mengingat pada 2015 akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), sehingga industri jamu harus mampu meingkatkan daya saing dengan meningkatkaan kreativitas dan pengembangan, serta berupaya serta inovasi produk yang mengikuti perkembangan.
Menurut data Kemenperin, industri jamu terus menunjukkan prestasi yang menggembirakan dalam beberapa tahun terakhir, yang terlihat dari omzet yang terus meningkat dari tahun ke tahun, di mana pada 2014, penjualan mencapai Rp15 triliun dan pada 2015 diperkirakan angkanya mencapai Rp20 reiliun.
Saaat ini, terdapat 1.160 industri jamu yang terdiri dari 16 industri industri skala besar dan 1.144 industri skala kecil dan menengah yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.
Hingga saat ini, industri jamu mampu menyerap 15 juta tenaga kerja, di mana 3 juta terserap di industri jamu yang berfungsi sebagai obat dan 12 juta lainnya terserap di industri jamu yang berkembang ke arah makanan, minuman, kosmetik, spa dan aromaterapi.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015