Sidoarjo (ANTARA News) - Perusahaan Gas Negara (PGN) harus menanggung beban kerugian sebesar Rp12 miliar, akibat ledakan pipa gas milik PT Pertamina di lokasi pusat semburan lumpur di jalur tol Porong-Gempol KM 38, Porong Sidoarjo, Rabu lalu. Kerugian besar ini terjadi lantaran transportasi gas melalui jalur pipa sebesar 28 inci dari lokasi Pertaminan Kangean, Madura hingga ke lokasi pengolahan gas di Gresik lumpuh selama empat hari. Hal itu diungkapkan Direktur PGN, Sutikno saat mendampingi Menteri Negara BUMN, Sugiharto melakukan peninjauan pipa gas milik PGN di stasiun transmisi gas PGN di Desa Besuki, Kecamatan Jabon, Sidoarjo, Selasa. "Akibat ledakan pipa gas itu, kerugian PGN mencapai Rp12 miliar. Hal itu karena selama empat hari jalur transmisi gas terhenti," kata Sutikno. Pihaknya sehari mengalami kerugian sebesar Rp3 miliar. Padahal, akibat ledakan pipa gas tersebut PGN tidak bisa menyuplai gas kepada pelanggannya hingga empat hari. "Kerugian yang dimaksud dengan asumsi PGN tidak bisa mengalirkan gas ke 244 industri, 74 hotel dan restoran, serta 1.090 pelanggan rumah tangga," jelas Sutikno. Selain kerugian itu, PGN juga harus menanggung seluruh biaya perbaikan penyambungan pipa gas agar bisa menyalurkan kembali pasokan gas yang terputus akibat ledakan itu kepada para pelanggan. PGN, Senin (27/11) malam berhasil menyelesaikan pemasangan valve yang digunakan untuk mengalihkan aliran gas dari pipa pertamina yang berada di Desa Besuki, Jabon menuju aliran pipa PGN yang memanjang dari Probolinggo hingga Gresik. Menteri Negara BUMN, Sugiharto pada kesempatan yang sama menambahkan bahwa pipa gas yang baru ini sudah bisa dipindahkan untuk pasokan gas ke PGN. Namun untuk pasokan ke PT PLN (Persero) dan PT Petrokimia Gresik masih belum bisa dilakukan, karena masih menunggu kajian teknis tentang pemindahan tersebut.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006