Jakarta (ANTARA News) - Keputusan maskapai penerbangan Garuda Indonesia untuk berhenti menerbangi rute Denpasar--Brisbane--Denpasar membuat komunitas Indonesia di negara bagian Queesland kecewa.
Bentuk kekecewaan mereka dituangkan dalam sebuah petisi daring yang mulai bergulir pada Selasa (13/1) dan segera mendapat dukungan dari sekitar 20 organisasi komunitas Indonesia di Queensland dan 300 individu WNI dan WNA.
"Secara umum, kami memberikan pertimbangan dan masukan agar Garuda Indonesia tetap mempertahankan rute penerbangan Denpasar--Brisbane--Denpasar atau setidaknya cukup mengurangi frekuensi penerbangan saja, bukan dengan menangguhkan seluruh jadwal penerbangannya," tulis salah satu pencetus petisi, Pan Mohamad Faiz, kepada Antaranews, Kamis.
Ia melanjutkan, "Jikalau harus ditangguhkan seluruh penerbangan, jangan sampai terlalu lama karena akan sulit ke depannya bagi Garuda Indonesia sendiri untuk melakukan promosi ulang".
Rute internasional Denpasar--Brisbane (GA720) dan Brisbane--Denpasar (GA721) pernah diterbangi Garuda pada tahun 2000 hingga 2007. Pada 31 Juli 2013 rute ini dibuka kembali, dan kemudian diumumkan ditutup lagi per 2 Februari 2015. (Simak pengumuman pemberhentian rute oleh Garuda di sini)
Komunitas Indonesia menilai penghentian rute ini sangat disayangkan karena telah terbentuk international branding Garuda Indonesia sebagai maskapai bintang 5 di negara bagian Queensland. Kerja sama di sektor bisnis dan pendidikan antar dua negara juga semakin kuat, serta WNI di Queensland yang sangat mendukung rute ini tetap beroperasi.
Petisi juga mengingatkan bahwa rute Denpasar--Brisbane--Denpasar menguatkan rasa kebangsaan dan nasionalisme WNI di tengah komunitas internasional di Queensland.
"Rencananya hasil petisi ini akan kami lampirkan dalam Surat Bersama yang ditandatangani oleh para ketua organisasi pendukung, untuk disampaikan kepada Direktur Utama Garuda Indonesia," kata Faiz yang sedang menempuh pendidikan doktoral di Brisbane.
"Surat tersebut disampaikan sebagai bahan pertimbangan bahwa sangat disayangkan dalam waktu yang sangat singkat--sekitar 14 (empat belas) bulan dari pembukaan rute--kini sudah akan ditangguhkan kembali. Padahal pada saat ini, Garuda Indonesia mulai menjadi pilihan terbaik bagi sebagian orang di Queensland yang akan terbang ke Indonesia atau sebaliknya," sambungnya.
Hal yang paling merugikan adalah karena pengumuman diberikan oleh Garuda pada Januari 2015, dan penerbangan distop efektif per 2 Februari.
Pewarta: Ella Syafputri
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015