Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, melemah sebesar 20 poin menjadi Rp12.600 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.580 per dolar AS.
"Rupiah pagi ini bergerak melemah namun masih berpeluang untuk menguat. Siang ini ditunggu hasil rapat dewan gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang diperkirakan mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) di level 7,75 persen," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta.
Ia menambahkan, potensi mata uang domestik itu seiring dengan rencana pemangkasan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium, diperkirakan memberikan sentimen positif terhadap rupiah.
Di sisi lain, lanjut dia, menurunnya angka penjualan ritel Amerika Serikat bisa memberi alasan bagi pelaku pasar untuk melepas dolar AS sehingga dapat bergerak turun.
Sementara itu, pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengatakan harga minyak dunia dan komoditas yang masih dalam kecenderungan menurun masih menjadi salah satu sentimen negatif bagi mata uang rupiah terhadap dolar AS.
Ia mengemukakan pelaku pasar khawatir terhadap perbaikan defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia akan terhambat dikarenakan ekspor Indonesia masih didominasi oleh hasil komoditas.
"Karena menurunnya harga komoditas akan berpengaruh negatif bagi kinerja ekspor Indonesia," ujarnya.
Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar uang juga sedang menanti kebijakan Bank Indonesia yang membahas tingkat suku bunga acuan (BI rate) yang sedianya akan diumumkan pada Kamis (15/1) ini.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015