Surabaya (ANTARA News) - Dirjen Perkeretaapian Dephub, Soemino, menyatakan pemindahan rel kereta api (KA) untuk menghindari luapan lumpur di kawasan eksplorasi Lapindo Brantas Inc, membutuhkan dana Rp250 miliar. "Kami meminta bantuan ITS untuk mengkaji rencana pengalihan rel KA itu, dan hasil kajiannya akan selesai pada akhir Desember 2006," ujarnya usai pertemuan dengan 10 anggota Komisi V DPR RI di Bandara Internasional Juanda Surabaya, Selasa. Menurut rencana, rel KA akan dialihkan sejauh empat kilometer ke arah barat dengan jalur Sidoarjo, Tarik, hingga berbelok ke arah Gunung Gangsir sepanjang 16 kilometer dengan menghabiskan biaya Rp250 miliar. "Semalam (27/11), kami sudah meninjau lokasi. Rel KA tampaknya sudah berbeda kondisinya dari 2-3 pekan sebelumnya. Dulu, kondisinya berada 50 sentimeter dari permukaan air, tapi sekarang sudah berada dua meter dari permukaan air, sehingga kondisinya sudah surut," ucapnya. Oleh karena itu, rel KA sebenarnya sudah tidak ada masalah, sebab dulu sempat berjarak dekat dari permukaan air karena ada tanggul yang jebol. Sedangkan kondisi tanggul saat ini sudah relatif stabil. "Potensi rel KA sendiri masih dapat ditingkatkan dari 46 KA yang melintasi selama ini menjadi 60 KA, apalagi kondisi tanggul yang ada sudah cukup bagus. Tapi tim ITS sudah menyatakan lumpur panas yang ada merupakan `mud vulcano` (gunung lumpur)," paparnya. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Hardisoesilo menyatakan, pemerintah memang menjanjikan untuk melakukan pengalihan infrastruktur terkait dengan dampak luapan lumpur panas dan ledakan pipa gas di kawasan bencana tersebut. "Kami minta mempertimbangkan jalur transportasi sebagai fokus dengan tahap pertama pada jalur non-tol (jalan raya Porong)," tegas anggota Fraksi Partai Golkar dari dapil (daerah pemilihan) 3 Jatim (Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso) itu. Menanggapi hal itu, Dirjen Bina Marga Departemen PU, Hendrianto Notosoegondo, yang juga menghadiri pertemuan itu menegaskan bahwa pihaknya merencanakan pembangunan tol baru Porong-Gempol yang mirip "fly over" terbatas dengan biaya Rp1,3 triliun dari Lapindo. "Kami juga mengupayakan perluasan jalan arteri dengan biaya dari APBN sebesar Rp160 miliar sepanjang 40 kilometer dari exit Gempol hingga arah kota Sidoarjo," ungkapnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006