Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan perolehan devisa negara dari kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 12,05 dolar AS pada tahun ini.
".......dengan jumlah kunjungan bisa mencapai 10 juta orang sampai akhir tahun ini," kata Arief Yahya di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, secara makro kondisi pariwisata Indonesia pada 2014 cukup cerah, untuk itu pihaknya menetapkan target lebih tinggi pada 2015 yakni jumlah kunjungan wisman sebesar 10 juta atau tumbuh sekitar 7-8 persen.
Pihaknya juga menargetkan mampu memobilisasi wisatawan nusantara (wisnus) hingga 254 juta perjalanan dan pengeluaran wisnus Rp201,5 triliun.
"Kami juga berharap jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan pada sektor pariwisata bisa sebanyak 11,3 juta orang," katanya.
Arief melaporkan angka sementara capaian pariwisata 2014 antara lain kontribusi pariwisata terhadap perekonomian (PDB) nasional sebesar 3,78 persen dari target sebesar 4,25 persen; devisa yang dihasilkan oleh pariwisata sebesar 10,69 miliar dolar AS.
"Dari target sebesar 12 miliar dolar AS, jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan sebanyak 11,21 juta orang atau di atas target sebesar 8,74 juta orang," katanya.
Sementara jumlah kunjungan wisman 9,3 juta sesuai target yang ditetapkan, jumlah wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 251 juta, serta daya saing pariwisata Indonesia tahun 2013 berada di ranking 70 dunia menurut World Economic Forum (WEF).
"Capaian pariwisata 2014 menjadi pijakan dalam menetapkan target 2019 yang besarnya dua kali kipat," kata Arief.
Ia menyebutkan secara makro target 2019 kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional akan menjadi 8 persen, devisa yang dihasilkan sebesar Rp 240 triliun, serta menciptakan 13 juta lapangan kerja.
Selain itu target kunjungan wisman meningkat menjadi 20 juta wisman dan wisnus naik menjadi 275 juta, serta daya saing pariwisata Indonesia akan meningkat berada di ranking 30 besar dunia.
Dalam regulasi, pemerintah melakukan trobosan di antaranya dengan memberikan bebas visa kunjungan singkat (BVKS) bagi 5 negara yakni; Australia, Jepang, Korea, China, dan Rusia yang mulai diterapkan tahun 2015.
Selain itu memberikan kemudahan perizinan masuknya kapal layar (yacth) ke perairan Indonesia dalam upaya mendorong masuknya para yachter internasional yang menjadi bagian penting dari pengembangan wisata bahari (marine tourism) di Tanah Air.
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015