"Sesuai jadwal Kemenag, apabila mendaftar haji tahun ini baru bisa berangkat tahun 2032, namun lamanya antrean keberangkatan sepertinya tidak menyurutkan niat para calon jamaah asal Gresik untuk daftar," kata Khairuddin di Gresik, Rabu.
Khairuddin mengaku, berbeda dengan beberapa daerah lain di Indoensia, berdasarkan catatan yang dimiliknya, lamanya jadwal keberangkatan membuat sejumlah jamaah haji reguler mengundurkan diri.
Sementara, tingginya minat calon jamaah haji asal Gresik yang terus mendaftar membuat wilayah setempat masuk dalam lima besar pendaftar haji paling banyak setiap tahunnya setelah Surabaya, Sidoarjo, Jember dan Malang.
Ia mengatakan, sesuai data Kemenag Kabupaten Gresik selama tahun 2010 hingga 2014, calon jamaah haji Gresik yang terpaksa mengundurkan diri hanya 29 orang, tiga di antaranya tidak sabar dan pindah ke haji plus, sisanya mengalami sakit dan meninggal dunia.
"Jumlah itu jauh lebih kecil dibanding dengan jumlah calon jamaah haji reguler di wilayah Surabaya dan Sidoarjo yang mengundurkan diri, yakni lebih dari 30 orang," katanya.
Meski demikian, pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang mendaftar untuk tetap mengikuti prosedur, seperti mendaftar di Kemenag dan tidak melalui calo, agar tetap bisa berangkat tanpa adanya faktor dan hal yang tidak diinginkan.
Salah satu pendaftar haji, Ratna mengaku rela menunggu antrian dengan estimasi waktu keberangkatan yang lama, karena hanya untuk mengikuti prosedur yang ditentukan Kemenag.
"Tidak masalah berangkat agak lama, hal ini supaya lebih siap serta mengikuti prosedur yang diatur Kemenag," katanya.
Pewarta: Abdul Malik Ibrahim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015