Menurunnya harga komoditas akan berpengaruh negatif bagi kinerja ekspor Indonesia
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak melemah sebesar 11 poin menjadi Rp12.591 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.580 per dolar AS.
"Harga minyak dunia dan komoditas yang cenderung masih melemah menjadi salah satu sentimen negatif bagi mata uang rupiah terhadap dolar AS," ujar pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta Rabu.
Ia mengemukakan bahwa pelaku pasar khawatir terhadap perbaikan defisit neraca perdagangan Indonesia akan terhambat dikarenakan ekspor Indonesia masih didominasi oleh hasil komoditas.
"Menurunnya harga komoditas akan berpengaruh negatif bagi kinerja ekspor Indonesia," ucapnya.
Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar uang juga sedang menanti kebijakan Bank Indonesia terkait tingkat suku bunga acuan (BI rate) yang sedianya akan diumumkan pada Kamis 15 Januari pekan ini.
Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa sentimen alih risiko dari aset negara berkembang ke safe haven masih terjadi, mata uang dolar AS yang merupakan salah satu aset safe haven masih cukup diminati investor sehingga menahan laju rupiah.
"Pelemahan pasar saham dan semakin terpuruknya harga minyak dunia menggiring investor masuk ke aset safe haven," katanya.
Dari Amerika Serikat, lanjut dia, akan dirilis data ekonomi penjualan ritel untuk bulan Desember 2014. Diproyeksikan, data itu mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya sehingga dolar AS kembali mempertahankan penguatannya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp12.580 dibandingkan hari sebelumnya, Selasa (13/1) di posisi Rp12.608 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015