Jakarta (ANTARA News) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berharap analisis kotak hitam pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 yang jatuh pada 28 Desember 2014 bisa selesai dalam waktu setahun seperti ketentuan internasional.
"Kami tidak ingin berlama-lama," kata Kepala Subkomite Penyelidikan Kecelakaan Transportasi Udara KNKT Masruri di kantor KNKT, Jakarta, Rabu.
Hasil investigasi tersebut menurut dia akan terbuka bagi masyarakat, terutama masyarakat penerbangan, sebagai rekomendasi agar kejadian serupa tidak terulang.
Masruri mengatakan KNKT saat ini belum sampai pada tahap analisis data dari perekam data penerbangan (Flight Data Recorder/FDR) dan perekam suara kokpit (Cockpit Voice Recorder/CVR)
"Mohon bersabar agar investigasi ini cepat. Kami ingin membuat laporan secermat mungkin," kata Masruri.
Ketua Tim Investigasi AirAsia KNKT Mardjono Siswosuwarno mengatakan ada 48 orang yang terlibat dalam penyelidikan ini.
"Tetapi tidak semua bekerja serentak," kata Mardjono.
Pakar dari KNKT yang terlibat dalam penyelidikan antara lain terdiri atas pilot, petugas Air Traffic Control (ATC), petugas bagian pemeliharaan dan teknik, dokter, psikiater dan psikolog.
KNKT juga mendapat bantuan dari biro penyelidikan dan analisis keselamatan transportasi Prancis (Bureau d'Enquêtes et d'Analyses/BEA).
Berdasarkan Annex 13 International Civil Aviation, negara yang menjadi penyelidik kecelakaan penerbangan adalah negara tempat kejadian kecelakaan, negara yang mengeluarkan registrasi pesawat, negara manufaktur dan negara pembuat desain.
"Prancis menjadi accredited representative karena merupakan negara pembuat desain dan manufaktur," kata Masruri.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015