Ini akan menjadi mudah bagi yen untuk menguat"

Tokyo (ANTARA News) - Kurs yen menguat di perdagangan Asia pada Rabu karena anjloknya harga minyak mendorong para investor gelisah mengalihkan dana ke aset-aset yang lebih aman, sementara euro terpukul oleh ekspektasi stimulus dari Bank Sentral Eropa (ECB).

Di Tokyo, dolar merosot ke 116,79 yen pada perdagangan sore, dari 117,90 yen di New York pada Selasa sore dan juga turun dari tingkat di atas 118 yen di Asia pada Selasa pagi.

Euro melemah menjadi 137,69 yen dari 138,84 yen di perdagangan AS, sementara itu beringsut naik menjadi 1,1791 dolar dari 1,1777 dolar, setelah komentar dari anggota penting ECB diambil sebagai indikasi langkah-langkah stimulus baru bisa segera datang.

"Jika saham-saham terus merosot karena gagasan bahwa harga minyak yang rendah akan menjadi risiko bagi AS atau ekonomi global, dolar-yen akan terus turun," Masato Yanagiya, kepala perdagangan valuta asing dan uang di Sumitomo Mitsui Banking Corp. di New York, mengatakan kepada Bloomberg News.

"Ini akan menjadi mudah bagi yen untuk menguat di tengah pelarian ke kualitas."

Investor melihat yen sebagai mata uang "safe haven" selama masa ketidakpastian atau gejolak.

Pasar ekuitas telah terguncang oleh harga minyak yang terjun mendekati terendah enam tahun, dengan patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate untuk Februari jatuh 58 sen menjadi 45,31 dolar AS pada Rabu, sementara Brent merosot 54 sen menjadi 46,05 dolar AS.

Kedua kontrak terpukul pada Selasa, setelah dua anggota OPEC mengatakan kartel tidak bisa mencegah harga dari penurunan lebih jauh, meski telah kehilangan lebih dari 50 persen sejak Juni.

Euro berada di bawah tekanan setelah Ewald Nowotny, seorang gubernur dari bank sentral Austria dan anggota dewan gubernur ECB, menyoroti kebutuhan bagi para pembuat kebijakan untuk mengatasi ancaman deflasi di zona euro -- meningkatkan ekspektasi pelonggaran moneter lebih lanjut setelah pertemuan kebijakan bank minggu berikutnya.

"Adalah penting bahwa seseorang mengambil risiko deflasi secara serius dan mengatasinya," kata Nowotny, menurut Bloomberg News, menambahkan bahwa bank sedang mempertimbangkan beberapa langkah stimulus.

"Kita tidak harus menunggu terlalu lama dengan reaksi."

Pada perdagangan lainnya, rubel mengambil jeda setelah terjun sekitar lima persen pada Selasa karena penurunan harga minyak memperburuk kekhawatiran tentang Rusia yang ekonominya bergantung pada ekspor energi.

Dolar berada di 65,20 rubel, turun dari tingkat di atas 66 rubel pada Selasa.

Greenback bervariasi terhadap mata uang Asia-Pasifik.

Unit AS naik tipis menjadi 62,15 rupee India dari 62,11 rupee pada Selasa, dan menjadi 1,3356 dolar Singapura dari 1,3352 dolar Singapura.

Unit AS melemah menjadi 44,68 peso Filipina dari 44,81 peso, menjadi 31,79 dolar Taiwan dari 31,82 dolar Taiwan, menjadi 12.605 rupiah Indonesia dari 12.611 rupiah, dan menjadi 32,78 baht Thailand dari 32,86 baht.

Dolar Australia jatuh menjadi 80,91 sen AS dari 81,69 sen AS, sementara yuan Tiongkok berada di 18,91 yen dari 19,07 yen, demikian AFP melaporkan.

(A026/B012)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015