Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia menetapkan untuk menyeimbangkan pengadaan senjata dari negara Barat dan Timur sambil terus mengembangkan industri pertahanan dalam negeri khususnya yang berbasis teknologi madya. "Kita akan kurangi ketergantungan dari negara-negara Barat dengan cara menyeimbangkan pengadaan senjata dari negara-negara Eropa Timur," kata Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, ketergantungan Indonesia kepada Amerika Serikat (AS) dalam pengadaan senjata telah mengalami penurunan hingga 60 persen dalam dua tahun dari sebelumnya 80 persen. Ke depan tambah Menhan, Indonesia hanya akan memfokuskan pengadaan senjata yang tidak mematikan (non lethal weapon) dari AS dan dari negara-negara yang mempunyai lisensi AS seperti Perancis dan Inggris. "Fokus kita dari AS adalah pesawat angkut dan radar, sedangkan untuk senjata pemukul seperti pesawat tempur, kapal selam dan helikopter serbu kita andalkan dari Rusia. Kita fleksibel dan seimbangkan antara Barat dan Timur," papar Menhan. Tentang pengembangan industri pertahanan dalam negeri, Juwono mengatakan, belum memungkinkan untuk mengembangkan senjata pemukul berteknologi tinggi seperti pesawat tempur, karena memerlukan modal yang besar dan belum adanya komitmen politik tingkat tinggi hingga, lanjut dia, pengembangan industri pertahanan dalam negeri baru difokuskan pada persenjataan berteknologi madya. "Jadi selain menyeimbangkan pengadaan dari Barat dan Timur kita juga akan prioritaskan pengembangan industri pertahanan dalam negeri, sehingga kita bisa mengurangi ketergantungan teknis militer dan paket ekonomi dari negara lain, demikian Juwono.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006