Pasar juga terlihat berhati-hati menjelang pertemuan Bank Indonesia (BI) pada Kamis, 15 Januari mendatang
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak menguat sebesar 45 poin menjadi Rp12.535 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.580 per dolar AS.
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Rabu mengatakan mata uang rupiah memiliki kesempatan untuk bergerak menguat di tengah menurunnya tingkat imbal hasil atau yield obligasi AS.
"Selain itu, Indonesia yang diproyeksikan masih tumbuh pada 2015 sekitar 5,6 persen oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) menjadi salah satu sentimen positif," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, laju mata uang rupiah pun masih rentan dengan sentimen negatif.
Turunnya data Jerman dan Italia yang dibarengi dengan rilis masih rendahnya tingkat inflasi Inggris memberikan tekanan bagi mata uang euro dan poundsterling terhadap dolar AS untuk kembali menguat dan tentunya dapat berimbas negatif pada rupiah.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan bahwa secara fundamental global mata uang dolar AS masih cukup kuat menyusul kenaikan jumlah lapangan pekerjaan AS dan indeks optimisme ekonomi AS yang memiliki prospek positif.
"Pasar juga terlihat berhati-hati menjelang pertemuan Bank Indonesia (BI) pada Kamis, 15 Januari mendatang."
"Meski BI diprediksi akan mempertahankan suku bunga di level 7,75 persen namun investor ingin melihat apakah BI akan mempertahankan sikap hawkish-nya di tengah merebaknya ancaman perlambatan ekonomi Indonesia," katanya.
Ia mengatakan bahwa sentimen pelemahan rupiah masih terjaga dimana mata uang Garuda itu mungkin akan diperdagangkan di kisaran Rp12.550-Rp12.615 per dolar AS untuk Rabu ini.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015