Mataram (ANTARA News)- Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Lombok Barat Lalu Syaiful Arifin mengatakan, luas hutan kritis di daerah ini terus mengalami penurunan dari 16.000 hektare pada tahun 2009 kini sudah menjadi sekitar 11.000 hektare di tahun 2013.
"Jumlah ini kita prediksi akan menurun, karena jumlah penurunan lahan kritis tahun 2014 sedang kami data," katanya kepada wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu.
Syaiful mengatakan, dari 11 ribu hektare lahan kritis di Lombok Barat itu rata-rata saat ini terdapat di dalam kawasan hutan terutama di wilayah Sesaot dan Sekotong.
"Namun lahan kritis di wilayah Sekotong mendominasi yakni lebih dari 60 persen," katanya.
Menurut dia, sebanyak 11.000 hektare lahan kritis tersebut terus menjadi sasaran program prioritas Pemerintah Kabupaten Lombok Barat melalui program reboisasi, bahkan Pemerintah Lombok Barat menargetkan akan rampung pada lima tahun ke depan.
Dikatakannya, program penghijauan saat ini terus digencarkan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat adalah menggerakkan masyarakat untuk menaman berbagai jenis pohon produktif.
"Saat ini masyarakat sedang gencar-gencarnya menanam pohon sengon, yang memiliki nilai jual cukup tinggi dan masa panen relatif cepat yakni sekitar lima tahun. Harganya bisa mencapai Rp750 per pohon sementara dalam satu hektar bisa menanam 1.100 pohon," ujarnya.
Tingginya harga jual dan masa tanam yang relatif singkat memotivasi masyarakat memanfaatkan lahan kritis yang ada di seputar wilayah mereka, sehingga lahan kritis untuk di luar kawasan hutan hampir tidak ada.
Sengkan untuk lahan kritis di dalam hutan, pemerintah kabupaten juga setiap tahun secara rutin melaksanakan program reboisasi dengan penyediaan berbagai jenis pohon pelindung dan produktif untuk lahan seluas 150 hektare.
Di samping itu program reboisasi, katanya, dilakukan melalui program hutan kemasyarakaatan (HKM) menggunakan anggaran dari APBN.
Menurut dia, program HKM ini juga banyak memberikan kontribusi dalam upaya pengurangan lahan kritis di Lombok Barat, karena selain menanam berbagai jenis pohon kayu, pohon produktif seperti durian, sukun, rambutan dan nangka.
Kelompok HKM juga memanfaatkan lahan untuk menaman berbagai jenis tanaman semusim seperti jagung, palawija, keladi dan lainnya.
"Dengan demikian, HKM dapat dikatakan sebagai lahan serba guna karena selain pengelola mendapatkan hasil tanaman inti, mereka juga mendapatkan hasil dari tanaman semusim," katanya.
Ia berharap, upaya-upaya tersebut bisa terus menekan jumlah lahan kritis di Kabupaten Lombok Barat sehingga 47 ribu hektere lahan di dalam dan luar kawasan hutan bisa dimafaatkan.
"Hal ini juga sebagai upaya mempertahankan sumber mata air sekaligus mencegah berbagai bencana, seperti tanah longsor," katanya.
Pewarta: Nirkomala
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015